Harga Komoditas Anjlok, RI Lebih Baik dari Rusia & Brazil

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA.co.id – Berakhirnya booming harga komoditas menyebabkan sejumlah negara berkembang, termasuk Indonesia kelabakan, karena nilainya di tingkatan global yang menurun drastis. Proses pemulihan ekonomi di negara-negara maju paska krisis ekonomi global menjadi salah satu faktor pendorong.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, komoditas dalam beberapa tahun terakhir memang menjadi tiang penyangga dalam struktur perekonomian nasional. Ketika booming komoditas berakhir, tentu Indonesia terkena dampak dari hal tersebut.

"Sebagian besar dipengaruhi oleh perlambatan permintaan global, terutama sektor pertambangan yang turun. Ini adalah sektor paling penting di Indonesia," ujar Sri di Jakarta, Kamis 22 September 2016.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Alhasil, pertumbuhan aktivitas perdagangan Indonesia pun bergerak stagnan, dan cenderung tumbuh negatif. Beberapa wilayah penghasil tambang di Indonesia kata dia, juga akhirnya merasakan pil pahit. Khususnya di wilayah Kalimantan dan Sumatera. 

"Ekspor dan impor bergerak negatif. Kami tidak melakukan diversifikasi seperti yang kami harapkan," katanya.

Sri Mulyani Janjikan Insentif ke Perusahaan Peduli Perubahan Iklim

Kendati demiikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, posisi Indonesia masih jauh lebih baik dibandingkan negara-negara yang juga mengandalkan komoditas, seperti Rusia, maupun Brazil yang saat ini perekonomiannya mengalami kontraksi.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan Halim Alamsyah mengakui bahwa negara-negara seperti Rusia, Brazil, Afrika Selatan, sampai dengan Mongolia yang ekonominya terjelembab, paska berakhirnya era komoditas.

"Sumber utama mesin pertumbuhan negara berkembang itu komoditas. Beberapa negara banyak yang sudah jatuh ke lingkaran setan ini," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya