VIVA.co.id – Harga minyak mentah naik dua persen dalam dua hari berturut-turut, setelah laporan penurunan stok minyak mentah Amerika Serikat (AS). Harga minyak juga mengalami kenaikan karena pelemahan dolar AS setelah The Fed mempertahankan suku bunganya.
Dilansir CNBC, Jumat, 23 September 2016, harga minyak mentah AS West Texas Intermediate naik 95 sen atau 2,1 persen di US$46,29 per barel. Sementara minyak mentah Brent naik 80 sen atau 1,71 persen di US$47,63 per barel.
Harga minyak terus menanjak sejak laporan Administrasi Informasi Energi AS menyatakan, cadangan minyak mentah AS anjlok 6,2 juta barel minggu lalu. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan analis. Data minyak AS bertolak belakang dengan Rusia yang malah mengalami kelebihan produksi minyak hingga menyentuh rekor baru di atas 11 juta barel per hari.
Negara-negara eksportir minyak OPEC dan nonOPEC akan melakukan pertemuan pada minggu depan di Aljazair. Mereka diperkirakan akan mencapai kesepakatan untuk memangkas produksi minyak dunia yang sedang berlebih.
Pertemuan di Aljazair pada 26-28 September 2016 itu akan membahas cara-cara untuk menstabilkan pasar minyak, termasuk membekukan sementara produksi minyak.
(mus)