IHSG Diproyeksi Menguat Selama Sepekan, Ini Pendorongnya

Papan elektronik IHSG
Sumber :
  • ANTARA/Vitalis Yogi Trisna

VIVA.co.id – Kinerja indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini diproyeksi masih akan mengalami penguatan. Setelah berhasil menguat terbatas 8 poin atau 0,16 persen ke level 5.388,90 pada penutupan di akhir pekan kemarin. Tren penguatan diperkirakan juga terjadi sepanjang pekan ini.

7 Negara Ekonomi Terbesar di Dunia Tahun 2050, Peringkat Indonesia Gak Main-main!

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya wijaya mengatakan, penguatan IHSG masih didukung oleh sentimen positif dari rilis data perekonomian tentang suku bunga acuan baik dari luar maupun dalam negeri.

"Hari  ini IHSG berpotensi menguat," ujarnya kepada VIVA.co.id, Senin 26 September 2016. 

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Meskipun demikian, William mengingatkan, proses konsolidasi masih menaungi pola pergerakan IHSG. Sehingga peluang koreksi wajar masih dapat terjadi di tengah-tengah pergerakan IHSG hari ini.

Akan tetapi menurut dia, koreksi wajar itu masih dapat dimanfaatkan sebagai momentum melakukan akumulasi pembelian saham. Mengingat dalam jangka panjang IHSG masih berada dalam pola uptrend atau penguatan.

Sri Mulyani Ungkap Ekonomi Global 2024 Masih Diproyeksi Lemah oleh IMF dan World Bank

William memperkirakan, target batas bawah akan dipertahankan dengan kuat pada level 5.302, dengan target batas atas di level 5.421. Hal itu perlu ditembus untuk kembali memperkokoh proses kenaikan IHSG.

Pihaknya merekomendasikan saham-saham berikut untuk diakumulasi, diantaranya, PT Gas Negara Tbk (PGAS), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Adhi Karya Tbk (ADHI), dan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).

Kemudian, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG), PT Holcim Indonesia Tbk (SMCB), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya