Tax Amnesty Baru Pengaruhi Sektor Properti di Awal 2017

Ilustrasi investasi rumah yang tepat
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Penerapan program pengampunan pajak atau tax amnesty diperkirakan belum akan berdampak kepada sektor properti hingga kuartal III 2016 ini. Pada periode tersebut para investor diperkirakan masih akan menyibukkan diri untuk mengikuti program ini.

Pertanyakan Program Tax Amnesty, Mahfud MD: Enggak Jelas Hasilnya!

Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda, mengatakan program tax amnesty ini baru berdampak ke sektor properti pada awal 2017. Pada periode itu diperkirakan pasar properti menengah atas justru akan kebanjiran pasar.

Menurut dia, semakin potensialnya dana tax amnesty masuk ke sektor properti awal tahun depan, setelah melihat capaian dari deklarasi aset yang hingga 20 September 2016 telah menembus angka psikologis yaitu Rp1.011 triliun dengan dana repatriasi mencapai Rp55 triliun dan akan terus meningkat.

Kemenkeu Tegaskan Tidak Akan Ada Program Pengampunan Pajak Lagi

Masuknya dana repatriasi ini akan memberikan dorongan psikologis yang kuat bagi para investor untuk melakukan investasi di sektor properti. Terlebih sektor ini menjadi prioritas utama investor yang akan mengendapkan uangnya di dalam negeri selama tiga tahun ke depan.

"Dana repatriasi akan beri dorongan psikologis yang kuat agar investor melakukan investasi di properti. Sektor properti menjadi pilihan bagus dan utama karena investasinya jangka panjang dengan peningkatan nilai properti yang semakin bertumbuh," tegas Ali dikutip dari laman IPW, Senin 26 September 2016.

DJP Tegaskan Tax Amnesty Jilid II Ditegaskan Tak Langgar Aturan Pajak

Selain itu, sebagai salah satu lokomotif perekonomian, Ali menilai sektor properti harus menjadi perhatian pemerintah, khususnya pemberian insentif bagi para pemodal yang ingin berinvestasi. Masuknya modal dari luar negeri akan memperkuat struktur pembiayaan domestik.

"Adanya modal masuk dari tax amnesty tersebut tentunya perkuat struktur pembiayaan, khususnya pada pembangunan infrastruktur dan properti baik di bursa saham maupun di sektor riil, termasuk banjirnya dana murah di perbankan sehingga bunga rendah segera terjadi," ujarnya.

Ali menambahkan, berdasarkan pengamatan di lapangan hingga saat ini pasar proyek di segmen menengah mulai bergerak tipis meskipun angka pastinya masih dalam proses riset dari Indonesia Property Watch. Sedangkan, pada Oktober pasar akan naik tipis hingga akhir tahun.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya