Repatriasi Aset, Bos Sriwijaya Air Bakal Beli Pesawat Baru

Chandra Lie, CEO Sriwijaya Air Group
Sumber :
  • VIVA.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Jelang berakhirnya periode pertama program pengampunan pajak alias tax amnesty, Chandra Lie mewakili perusahaannya Sriwijaya Air Group menepati janjinya  melaporkan aset perusahaanhari ini, Selasa, 27 September 2016, di Kantor Pelayanan Pajak Madya, Gambir Jakarta Pusat.

Rizal Ramli Sebut Usulan soal Tax Amnesty II Sangat Konyol

Chandra Lie mengungkapkan, uang dan aset perusahaan yang berada di luar negeri akan ditarik ke dalam negeri (repatriasi). Dana tersebut akan digunakan untuk berinvestasi pada pembelian pesawat baru dalam rangka penambahan modal kerja Sriwijaya Air.

"Rencana seperti tahun ini beli pesawat dan untuk modal kerja lagi," ujarnya.

Soal Usulan Tax Amnesty II dari Pengusaha, Rizal Ramli: Itu Konyol

Chandra menjelaskan, Sriwijaya Air berencana penambah pesawat sebanyak tiga unit secara bertahap hingga akhir tahun 2017.

Dia pun menyampaikan impiannya untuk memperluas rute penerbangan Sriwijaya ke Arab Saudi dalam rangka mempermudah masyarakat yang ingin menjalankan ibadah umrah.

Alasan WNI Pemilik Dana Rp18,9 Triliun Transfer ke Singapura

"Kami sudah menganalisa, mimpi besar saya pertama kali harus menerangkan umrah dulu. Sriwijaya Air mau membawa pesawat besar mengembangkan rute umrah dan rute luar negeri lainnya seperti China," tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut dia juga mengungkapkan, persiapan Sriwijaya Air untuk mencatatkan sahamnya di pasar modal nasional. Rencana initial public offering (IPO) pada Maret 2017 sudah hampir matang. 

"Ada grup kita yang akan mengatur itu, kalau dikatakan maret 2017, kita mau IPO tentunya sudah rampung, sudah 70 persen prosesnya," ujarnya.

Dari hasil IPO tersbut, dana segar yang akan diperoleh perusahaan akan digunakan untuk pengembangan usaha dan ekspansi bisnis. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya