Menteri Amran Yakin Indonesia Swasembada Pangan Sebelum 2045

Seorang warga menyortir jagung manis yang baru dipanen di persawahan desa Bajangan, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (6/6/2016).
Sumber :
  • ANTARA/Anis Efizudin

VIVA.co.id – Pemerintah mengakui tengah merancang sejumlah strategi dalam pencapai swasembada pangan Indonesia yang ditarget tercapai sebelum 2045 atau 100 tahun Indonesia merdeka. 

Kemenhub Optimalkan Kapal Ternak Kejar Target RI Swasembada Daging

Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman, mengatakan pihaknya akan memetakan secara detail seluruh target bahan pangan Indonesia yang bisa dikatakan mencapai swasembada.

"Kita harus menghitung berapa kebutuhan kita tahun ini, berapa sampai 2019, berapa kebutuhan lahan untuk setiap komoditas sampai 2045, atau 100 tahun Indonesia merdeka. Kita harus rancang tahun ke berapa jagung swasembada, tahun ke berapa kedelai dan sapi swasembada," kata Amran di kantor Kemenko Perekonomian, Selasa 27 September 2016. 

Jagung Pemberian Kementan Buat Peternak Dikritik karena Ini

Untuk itu, lanjut Amran, demi mencapai target swasembada pangan yang tengah dirancang tersebut, harus didukung dengan kesiapan lahan hingga teknologi. "Dengan siapkan lahan dan teknologi, kita lakukan melalui intensifikasi dan ekstensifikasi," jelas Amran. 

Selain itu, Amran mengatakan pemetaan lahan di Indonesia dilakukan dengan perhitungan agro climate sebuah wilayah. Pemerintah yang dikoordinir oleh Menko Perekonomian, Darmin Nasution, disebut serius dalam melakukan hal ini. 

Polemik Data Jagung Surplus Saat Harga Mahal, Ini Dia Masalahnya

"Nanti dua minggu ke depan kumpul lagi (rakor tingkat menteri) kita ingin petakan. Sebenernya sudah ada sih, seperti jagung di mana yang cocok untuk agroclimate. Sumbawa, Dompu, Bima, ini cocok (jagung). Kalau ada pengembangan kita kembangkan di sana. Kita cocokkan culture warga setempat. Topografinya, itu jadi pertimbangan semua," terang Amran. 

Amran bercerita bahwa pemerintah pernah mengalami kegagalan dalam pembangunan pabrik gula di Kalimantan. Hal itu lantaran tidak tepatnya pembangunan pabrik gula di lahan yang tidak cocok. 

Amran juga bilang akan melakukan efisiensi anggaran dengan melihat perbandingan suatu daerah. Menurutnya, pemerintah harus melihat dan memetakan sesuai dengan komoditas dan pertimbangan kesesuaian lahan.

"Jadi ke depan tidak lagi anggaran kita diecer dari Sabang sampe Merauke tapi kita berdasarkan keunggulan komporatif suatu daerah sehingga produktivitas tinggi dengan biaya serendah mungkin," ujar menteri asal Sulawesi Selatan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya