Cara Pemerintah dan Kadin Tingkatkan Ekspor Nasional

Ekspor Kayu Indonesia
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA.co.id – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menargetkan kenaikan nilai ekspor nasional mencapai 500 persen menjadi sebesar US$150 miliar hingga US$750 miliar dalam waktu 10-15 tahun ke depan. Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN), Kementerian Perdagangan, Arlinda, mengklaim angka 500 persen ini memang angka yang ambisius, tetapi bukan berarti tidak mungkin untuk dicapai.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Selama ini, ia mengatakan rata-rata pertumbuhan ekspor per tahun hanya berkisar tujuh sampai 14 persen. Untuk mencapai target pertumbuhan ekspor 500 persen maka Kadin harus keluar dari zona rata-rata tersebut.

"Kita harus berpikir out of the box, jangan melakukan bisnis biasa-biasa saja, kita harus petakan pasarnya, massa, produknya apa, dan kita kembangkan bersama-sama," ujarnya di gedung Smesco Jakarta pada Selasa, 27 September 2016.

Turun 12,76 Persen, BPS Catat Kinerja Impor Maret US$17,96 Miliar Gegara Ini

Menurutnya, ada faktor eksternal dan internal yang memengaruhi pertumbuhan ekspor nasional. Faktor eksternal terkait dengan terobosan peningkatan daya saing produk.

"Di internal kita harus memperbaiki semua, mulai dari infrastruktur, kebijakan, aturan-aturan kita dalam ekspor-impor. Jadi, mesti ada cara untuk memudahkan kegiatan bisnis, ini agar ada iklim usaha kondusif," ucapnya.

BPS Catat Ekspor Maret 2024 Naik 16,40 Persen Terdorong Logam Mulia hingga Perhiasan

Arlinda memaparkan pihaknya ingin meningkatkan ekspor bidang jasa. Sejauh ini ekspor bidang jasa penyumbang defisit negara. Pihaknya juga berencana mengubah porsi ekspor nasional dari sektor komoditas barang mentah menjadi ekspor manufaktur.

"Struktur komoditas ekspor kita memang 65 persen, 35 persen manufaktur. Artinya ini harus men-switch (menukar) komoditas ekspor itu," ungkapnya.

Ia mengakui tidak mudah untuk mencapainya, tapi optimistis bisa tercapai dengan kerja sama dengan lapisan dunia usaha, para akademisi, dan masyarakat keseluruhan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya