- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id – Perdagangan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mulai menunjukkan arah perbaikan. Hal itu terlihat dari pergerakan kemarin yang berhasil menembus level di bawah Rp13.000.
Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada memaparkan, mulai membaiknya pendapatan pajak pemerintah dibandingkan periode yang sama tahun lalu, membuat pelaku pasar kembali mengakumulasi rupiah sehingga berhasil menguat menembus target batas atas sebelumnya di area Rp13.000.
"Kini level tersebut, dijadikan level target batas bawah pergerakan rupiah dalam jangka pendek, sementara target batas atas ada di level Rp12.892," kata dia di Jakarta, 28 September 2016.
Reza mengatakan, dolar AS bergerak variatif pada perdagangan kemarin, bergerak melemah terhadap NZD, AUD, dan IDR serta bergerak menguat terhadap EUR, GBP, dan JPY. Sentimen tersebut tidak terlepas dari sentimen global yang berasal dari pemilihan presiden AS.
"Pelaku pasar terlihat cenderung menilai hasil debat Presiden AS, karena Hillary Clinton berhasil memenangkan debat yang pertama, terbukti dari pergerakan mata uang Peso dan Asia lainnya yang bergerak reli pascadebat tersebut berlangsung," tuturnya.
Selain itu, Reza juga mengungkapkan, penguatan rupiah juga disokong dari sentimen domestik di mana dana tebusan dari program amnesti pajak yang terus mengalami peningkatan menjadi salah satu sentimen positif bagi mata uang domestik untuk melanjutkan apresiasi terhadap dolar AS.
"Sebelumnya kami sampaikan jelang diadakannya debat kandidat calon Presiden AS, Rupiah terlihat masih mampu bergerak menguat memanfaatkan sentimen yang ada di AS," ujarnya.