VIVA.co.id – Harga minyak mentah melonjak lebih dari satu persen pada perdagangan Kamis waktu Amerika Serikat (AS). Optimisme pelaku pasar komoditas akan keputusan negara-negara pengekspor minyak (OPEC) yang memangkas produksinya, terus menghembuskan sentimen positif mendongkrak harga.
Dilansir dari Reuters, Jumat, 30 September 2016, investor internasional menilai, meskipun keuntungan yang didapat masih tipis dengan kenaikan harga, tapi cukup bisa menguragi kerugian akibat kelebihan pasokan global yang terjadi saat ini.
Seperti diketahui, negara-negara anggota OPEC sepakat untuk memangkas produksi minyak menjadi 32,5-33 juta barel per hari. Dari sebelumnya 33,5 juta barel per hari pada bulan Agustus.
Minyak mentah Brent ditutup naik 55 sen atau 1,1 persen, ke level US$49,24 per barel. Sedangkan, minyak mentah AS (WTI) naik 78 sen atau 1,7 persen menetap di level US$49,81 per barel.
Selama satu pekan ini WTI dan Brent telah naik selama tujuh persen. Pada Rabu waktu setempat, volume perdagangan WTI catat rekor tertinggi yaitu sekitar 986 ribu barel, namun penjualan kembali merosot pada Kamis.
"Fakta bahwa harga minyak mentah mendekati US$50 per barel, tapi tidak menghebohkan pasar. Memberitahu saya bahwa pasar mulai merasakan, penurunan produksi OPEC akan palsu," ujar seorang pedagang minyak dari Tyche Capital Advisors di New York. (ase)