Tahap Pertama Tax Amnesty Usai, Waspadai Pelemahan Rupiah

Proses penghitungan uang rupiah.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Pelaku pasar diminta mewaspadai pergerakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menyusul pelemahan di awal pekan Oktober hari ini, Senin, 3 Oktober 2016.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Analis NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, rupiah berakhir melemah pekan lalu seiring berakhirnya masa pengampunan pajak. Pelaku pasar terlihat cenderung mengambil profit taking.

"Rupiah kembali diperdagangkan melemah di akhir pekan pelaku pasar terlihat cenderung mem-priced-in keadaan rupiah, sehingga adanya penguatan dijadikan momentum untuk merealisasikan keuntungan," tuturnya di Jakarta.

Loyo, Rupiah Dibuka Melemah Jelang Libur Lebaran Idul Fitri

Di samping itu, laju dolar AS cenderung bergerak flat pada perdagangan kemarin menyusul adanya kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan OPEC, khususnya terhadap negara Iran yang selama ini enggan  membatasi produksinya.

"Kami perkirakan baik dolar, rupiah maupun mata uang lainnya cenderung bergerak konsolidasi setelah pelaku pasar mulai kehabisan sentimen positif," tuturnya.

Rupiah Melemah jadi Rp15.906, Dipicu Solidnya Ekonomi AS

Terbatasnya pergerakan pupiah juga dipengaruhi antisipasi pelaku pasar jelang rilis Pertumbuhan Domestik Bruto AS dan klaim pengangguran yang diperkirakan akan membaik. Pada kuartal pertama, PDB riil AS meningkat 0,8 persen.

"Rupiah hari ini sepertinya akan berbalik melemah di area Rp13.000. Target batas bawah Rp13.056, target batas atas Rp13.000," ujarnya

Ilustrasi rupiah dan dolar AS.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot mulai perkasa pada perdagangan Kamis, 18 April 2024. Rupiah menguat sebesar 48 poin atau 0,29 persen ke Rp 16.172/US$.

img_title
VIVA.co.id
18 April 2024