Taksi Online dan Konvensional Bentrok di Bali

Demonstrasi sopir taksi terhadap taksi online di Bali.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Bobby Andalan

VIVA.co.id – Keributan antara sopir taksi berbasis online dengan taksi lokal pecah di Bali. Peristiwa keributan antar-sopir taksi itu terjadi di lingkungan Bandara Ngurah Rai.

Soekarwo: Jumlah Taksi Online Harus Dibatasi

Insiden yang terjadi di terminal kedatangan domestik Bandara Ngurah Rai itu terjadi sekira pukul 02.00 WITA dinihari tadi. Kejadian itu bermula saat sopir taksi lokal menegur sopir taksi berbasis online.

Sopir taksi lokal itu mengacu kepada Peraturan Gubernur Bali yang melarang operasional taksi online seperti Grab, GoCar dan Uber di Pulau Dewata. Perang mulut tak terhindarkan. Bahkan, sopir taksi online sempat mengeluarkan senjata tajam dan mengejar sopir taksi lokal.

Pemerintah Harus Buat Aturan Rinci Soal Transportasi Online

Saat itu, Nengah Pujiarta yang berusaha melerai rekannya sesama sopir taksi konvensional, Komang Bego, justru dihajar bertubi-tubi oleh sopir taksi online. Nengah ditarik kerah bajunya dan dipukul bertubi-tubi. 

"Akibat peristiwa itu korban mengalami luka memar di wajahnya. Sementara pelaku melarikan diri," kata Ketua Koordinator Aliansi Transport Lokal se-Bali (Alstar-B), Ketut Witra di Bali, Minggu 9 Oktober 2016.

Pengamat: Pemerintah Lindungi Pengusaha Taksi Konvensional

Korban kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada Polsek KP3 Bandara Ngurah Rai. Menurut Witra, taksi online sudah dilarang beroperasi di Bali lantaran tak mengantongi izin operasional. 

"Sehingga tidak boleh mengambil penumpang. Sekarang mereka juga melanggar hukum dengan melakukan tindakan pemukulan dan pengancaman seperti itu," ujarnya.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya