Pengusaha Berharap Jokowi Segera Turunkan Harga Gas

Pemanfaatan Gas Bumi untuk Industri
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Presiden Joko Widodo menginginkan harga gas industri nasional bisa turun di kisaran US$5-US$6 per million metric biritsh thermal unit (MMBTU), demi meningkatkan daya saing. Saat ini, harga gas industri berada di kisaran US$8-US$10 per MMBTU.

Harga Gas Murah Industri Bikin Pemasukan Negara Hilang Rp 15,70 Triliun

Namun, kapan harga bisa turun, masih belum ada kejelasan. Padahal, Ketua Koordinator Gas Industri dari Kamar Dagang dan Industri Indonesia, Ahmad Wijaya, dalam sebuah diskusi pada Minggu 9 Oktober 2016, mengatakan bahwa kepastian kapan turunnya harga gas bagi industri merupakan hal yang paling ditunggu oleh para kalangan pengusaha saat ini. 

"Industri melihat (target penurunan harga gas) US$6 per MMBTU itu hanya bonus akhir tahun. Tetapi, posisi kepastian (diturunkan) kapan," kata Ahmad di Jakarta.

Kebijakan Harga Gas Diharapkan Dukung Keberlanjutan Industri Migas Nasional

Menurut Ahmad, dibutuhkan sinergi antar kementerian/lembaga terkait, untuk merealisasikan keinginan Presiden tersebut. Jika terealisasi, penurunan harga gas bagi industri akan memiliki dampak multiplier terhadap perekonomian nasional.

"Presiden sudah memberikan kepastian. Tetapi kapan? Ini yang harus digaris bawahi. Ketika ditentukan US$6 dolar per MMBTU, pertumbuhan ekonomi akan melejit," katanya.

Kebijakan Harga Gas Murah untuk Industri Dievaluasi Pemerintah

Hal senada turut diungkapkan oleh Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Satya Yudha. Menurutnya, penurunan harga gas memang akan menggerus kas penerimaan negara. Namun, dampak dari penurunan tersebut mampu dipergunakan untuk menggeliatkan kembali perekonomian.

"Minyak dan gas bumi itu bukan lagi dilihat dari sisi pendapatan, tapi diharapkan mampu menggerakkan ekonomi. Jangan lagi nanti Kementerian Keuangan mempermasalahkan penerimaan negara," tuturnya.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya