Modernisasi Penerbangan, AirNav Beli Radar Rp146 Miliar

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta
Sumber :
  • VIVA.co.id/Chandra G Asmara

VIVA.co.id – Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia telah membeli lima radar baru di tahun 2016 senilai Rp146 miliar. 

Bos InJourney Airports 'Curhat' Kendala di Industri Aviasi

Kelima radar tersebut ditempatkan di empat lokasi yakni dua Radar di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta (Rp75 miliar) serta masing-masing satu radar di Yogya (Rp24 miliar), Pekanbaru (Rp22 milliar) dan Padang (Rp25 miliar).

“Usia ideal radar adalah 15 tahun. Maka dari itu kami mengganti radar di tiga kota tersebut,” kata Direktur Teknik AirNav Indonesia, Lukman F. Laisa dalam keterangan tertulisnya, Senin, 24 Oktober 2016. 

KNKT Beberkan Kronologi Pilot dan Co-Pilot Batik Air yang Tertidur saat Terbangkan Pesawat

Seluruh radar buatan perusahaan asal Spanyol, INDRA. Lima radar itu dibeli sebagai bagian dari program peremajaan fasilitas navigasi penerbangan. Pembelian radar ini merupakan bagian dari investasi AirNav Indonesia di tahun 2016 yang mencapai Rp2,2 triliun. 

Penggantian radar di Bandara Soekarno-Hatta, Yogya dan Pekanbaru dilakukan untuk menggantikan radar yang sudah tua. Radar di Bandara Soekarno-Hatta berusia 32 tahun, Yogya 18 tahun, dan Pekanbaru 35 tahun. 

Jelajahi Keajaiban Alam dan Budaya di Kota Paling Cerah di Australia Pakai Tiket Hemat

Lukman menambahkan, pada tahun 2015 lalu, usia rata-rata radar AirNav Indonesia yang beroperasi adalah 11,5 tahun. Peremajaan radar yang dilakukan pada 2016 ini menjadikan usia rata-rata radar AirNav Indonesia menjadi 9,5 tahun. 

Menurutnya, empat radar beroperasi pada 2016, sedangkan Radar di Padang direncanakan beroperasi pada semester pertama 2017. Radar di Padang merupakan bagian dari pengembangan pelayanan navigasi penerbangan pada wilayah Samudera Hindia. Pelayanan navigasi penerbangan di wilayah tersebut akan meningkat dari non-radar menjadi radar. 

Selanjutnya, data radar akan dikirim kepada Air Traffic Control System yang berada di Pekanbaru dan Jakarta (Jakarta Air Traffic Services Center/JATSC) sehingga dapat melayani wilayah Samudera Hindia dan wilayah yang selama ini terhalang oleh Bukit Barisan. 

Peningkatan pelayanan navigasi penerbangan dari non-radar menjadi radar akan berdampak terhadap peningkatan keselamatan dan efisiensi penerbangan.

Kelima radar baru AirNav Indonesia ini merupakan jenis terbaru dengan teknologi yang mutakhir, yakni Primary Surveillance Radar (PSR) tipe ASR-12 dan Mono Pulse Secondary Surveillance Radar (MSSR). 

“MSSR Mode S berfungsi untuk memberitahukan posisi, kecepatan, dan tipe pesawat, serta nomor penerbangan bagi pesawat yang dilengkapi transponder, sedangkan PSR menjelaskan posisi pesawat bagi pesawat yang belum dilengkapi transponder.”

Direktur Utama AirNav Indonesia Bambang Tjahjono menambahkan, tidak hanya peralatan, AirNav Indonesia juga akan memodernisasi seluruh sistem navigasi penerbangan di Indonesia. 

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya