Daya Tarik Memudar, Investasi Jepang di Batam Menurun

Pabrik Ponsel di Batam
Sumber :
  • VIVA.co.id/Suryanta Bakti Susila

VIVA.co.id – Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) menyatakan Batam mengalami penurunan daya tarik investasi, khususnya bagi investor Jepang. Padahal, sejak 1990-an Batam pernah menjadi basis ekspor oleh Japan External Trade Organization (JETRO).

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

"Pada 1990-an Batam sebagai basis ekspor, jadi banyak perusahaan Jepang masuk. Akhir-akhir ini (Jepang) dalam memilih tujuan investasi, dibanding negara lainnya, Batam makin menurun," kata Presiden Direktur JETRO, Daiki Kasukagara, dalam acara forum investasi Jepang di kantor BKPM, Jakarta pada Senin, 24 Oktober 2016.

Penurunan tersebut, ia katakan, lantaran implementasi regulasi yang berbelit dan belum transparan. Hal itu menciptakan ketidakstabilan dan membuat investor Jepang ragu berinvestasi di Indonesia.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

"Orang Jepang sangat suka stabilitas dan transparansi, kalau kebijakan berubah, implementasi kurang stabil, ini memberikan kekhawatiran kepada perusahaan Jepang," ucapnya.

Daiki melihat masih banyak hal yang perlu diperbaiki terkait aspek investasi. Namun, intinya adalah kepastian dan keterbaruan data, lalu stabilitas dan transparansi mengenai pajak bea cukai dan insentif investasi.

Bahlil Bocorkan Isi Pembicaraan Jokowi dan Tony Blair: Energi Baru hingga IKN

"Saya sangat ingin Batam berperan sebagai gateway (gerbang masuk investasi) di Indonesia, karena Indonesia di kawasan ASEAN. Tahun ini sudah mulai masyarakat ekonomi ASEAN, Indonesia harus bisa bersaing dengan negara lain," ucapnya.

Paket Kebijakan Ekonomi I-XIII, menurutnya sudah cukup bagus dan pihaknya memberikan penilaian cukup tinggi atas upaya pemerintah mendorong investasi. Sehingga, menurutnya masih ada potensi untuk Batam menjadi gerbang masuk investasi.

"Kalau Batam jadi pusat gateway dan memperbaiki lingkungan bisnis di sana, pasti Batam berkembang. Maka, hubungan dengan Jepang akan lebih luas dan dalam," ucapnya.

Daiki mengharapkan adanya kebijakan yang pasti dan konsisten hingga ke taraf implementasi di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya