Strategi Menkeu Atasi Lemahnya Ekonomi RI di Kuartal III

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • ANTARA/Rosa Panggabean

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyepakati proyeksi Bank Indonesia, yang menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2016, akan jauh lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

Ani, sapaan akrab Sri Mulyani menjelaskan, kondisi ekonomi global masih menjadi risiko terbesar, yang berpotensi menyebabkan pelemahan di berbagai sektor perekonomian di suatu negara. Dalam hal ini, tak terkecuali bagi Indonesia.

"Barang kali kuartal ketiga lebih rendah," ungkap Ani, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin 24 Oktober 2016.

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

Namun, Ani mengaku telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk itu. Mulai dari mengidentifikasi sektor usaha pendorong perekonomian, sampai dengan menjaga proses intermediasi yang dilakukan perbankan.

Dari sisi program pengampunan pajak, Ani mengakui, ingin uang tebusan yang berasal dari program tersebut mampu dikembalikan ke masyarakat. Utamanya, terhadap pembangunan infrastruktur, demi menciptakan lapangan pekerjaan bagi seluruh masyarakat.

Sri Mulyani Janjikan Insentif ke Perusahaan Peduli Perubahan Iklim

"Agar, masyarakat merasakan dampak dari aktivitas pemerintah. Apakah itu melalui kementerian/lembaga, terutama untuk hal yang sifatnya produktif," katanya.

Dalam konteks instrumen fiskal, pemerintah akan kembali mengevaluasi suntikan modal kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), untuk melihat dampaknya terhadap perekonomian secara menyeluruh. Tak hanya itu, Kredit Usaha Rakyat (KUR) akan kembali ditinjau.

"KUR untuk kelompok kecil menengah, selama ini jadi buffer. Apakah, dia sudah mencapai tujuan dari KUR, atau apa yang bisa diperbaiki," ujarnya.

Apa yang saat ini dilakukan pemerintah, ditegaskan Ani, merupakan sebagai bentuk sinyal kepada para pelaku ekonomi, bahwa pemerintah berkomitmen untuk menggeliatkan kembali perekonomian dalam negeri.

"Kami sudah lakukan langkah persiapan, agar tidak menciptakan kondisi seolah (perekonomian) menurun," tegas mantan direktur pelaksana bank dunia tersebut. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya