Banyak yang Telat Bayar, Kredit Bermasalah BCA Naik

Menara BCA, Jakarta.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA.co.id – Kinerja PT Bank Central Asia Tbk, pada kuartal III-2016, memang mencapai hasil yang positif, lantaran meraih laba bersih yang bagus. Namun, rasio kredit bermasalah, atau non performing loan/NPL BCA meningkat tipis. 

Segmen Kredit Topang Kinerja 2021, BRI Pastikan Berkualitas

Secara gross, kredit macet di BCA meningkat dari kuartal III-2015 sebesar 0,7 persen menjadi 1,5 persen. Sementara itu, NPL net juga meningkat dari 0,3 persen  menjadi 0,4 persen.

Presiden Direktur BCA Jahja Setaatmadja menjabarkan, peningkatan NPL tersebut disumbang dari kredit konsumer. Namun, dia menegaskan, debit konsumer tersebut kebanyakan hanya karena telat bayar.

OJK: Hingga Akhir 2021 Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga

"Kelihatannya terjadi telat bayar, belum ada kendala untuk macet. Jadi, biasanya bayar tanggal satu, jadi tanggal lima, jadi hanya telat bayar," tuturnya di Hotel Indonesia Kempinsky, Jakarta, Rabu 26 Oktober 2016.

Namun Jahja menegaskan, per akhir September 2016, perseroan telah membentuk tambahan biaya cadangan sebesar Rp3,1 triliun, guna mempertahankan kecukupan cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan.

Kejar Target Kredit Macet di Bawah 4 Persen, BTN Jual Aset Bermasalah

Sehingga, rasio cadangan terhadap total kredit bermasalah (provision) mencapai 201 persen. Sementara itu, rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) mencapai 77,3 persen  dengan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 21,5 persen.

"Jadi, akhir tahun harusnya NPL itu flat tidak meningkat, mungkin di 1,5 persen. Tetapi, kita lihat juga dari total pertumbuhan kredit ke depan," tuturnya.

Sementara itu, outstanding portofolio kredit BCA mencapai Rp386,1 triliun. Di mana, disumbang dari kredit konsumer sebesar Rp106,4 triliun, Kredit Pemilikan Rumah Rp62,2 triliun, kredit kendaraan bermotor Rp34,6 triliun, dan kartu kredit Rp9,7 triliun. 

Sedangkan kredit korporasi Rp133,3 triliun, sementara kredit komersial dan UKM sebesar Rp146,5 triliun. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya