Perusahaan Migas Nasional Banyak yang Susah Modal

Pekerja di suatu kilang minyak.
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi menyatakan bahwa perusahaan migas swasta nasional banyak mengalami kendala pendanaan dalam melakukan eksplorasi migas di dalam negeri.

Dukung Produksi, 15 Proyek Migas Siap Beroperasi di 2024

Kepala Humas SKK Migas, Taslim Z Yunus, mengatakan bahwa wilayah kerja yang ditangani oleh SKK Migas mencapai 288 WK sejak tahun 2002 hingga 2016. Namun saat ini yang berproduksi hanya sebanyak 27 WK saja.

"Mungkin kemarin sekitar 46 WK yang produksi, sekarang mungkin tinggal 27 WK yang produksi," kata Taslim di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu 29 Oktober 2016.

Target Investasi Hulu Migas 2023 Tak Capai Target, Kepala SKK Migas Ungkap Kendalanya

Dari 288 WK itu, hanya sebagian dikelola oleh perusahaan swasta nasional. Ia mengungkap penyebab menurunnya produktivitas lapangan migas karena perusahaan swasta nasional memiliki masalah pendanaan dalam eksplorasi.

"Dari sekian banyak WK itu, banyak yang memiliki masalah terutama pendanaan dalam eksplorasi," kata dia.

EMP Temukan 126 Miliar Kaki Kubik Gas di Blok Bentu

Apalagi, lanjut dia, untuk eksplorasi migas di laut dalam, biaya eksplorasi yang dikeluarkan sangat besar bisa mencapai US$3,99 miliar. Untuk skema cost recovery (biaya eksplorasi yang dikembalikan oleh negara), hal ini tentu menjadi beban berat bagi negara.

Oleh karena itu untuk lapangan dengan kesulitan dan biaya yang tinggi, akan dipertimbangkan dikelola oleh perusahaan multinasional.

"Kalau diserahin kepada perusahaan negara kita kan enggak punya (biaya). Kalau untuk itu hendaknya kita tetap mengikutsertakan perusahaan multinasional, kalau yang (ukuran) sedang bisalah, tapi kalau yang berat itu memberikan risiko yang besar bagi sebuah negara," kata dia.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya