Tujuh Wilayah Kerja Migas Belum Laku

Ilustrasi blok migas
Sumber :

VIVA.co.id – Pemerintah membuka lelang reguler dan penawaran langsung wilayah kerja minyak dan gas bumi non konvensional 2016. Penawaran wilayah kerja (WK) migas non konvensional ini dimaksudkan untuk meningkatkan cadangan migas nasional.

ESDM Tetapkan Petronas Pemenang Lelang Blok Migas di Papua Barat, Ada Potensi 6,8 Miliar Barel

WK migas non konvensional yang ditawarkan tersebut sebanyak tiga WK. Terdiri atas satu WK Blok Shale Hidrokarbon, yaitu WK Batu Ampar dengan lokasi di darat atau onshore di Kalimantan Timur, dengan luas 2.455 kilometer persegi (km2). Penawaran dilakukan dengan mekanisme lelang reguler.

Sementara itu, dua WK lainnya dilakukan melalui penawaran langsung yaitu WK gas metana batu bara (GMB) Raja dengan luas 580 km2 dan WK GMB Bungamas dengan luas 483 km2. Kedua WK itu dikembangkan dengan skema onshore yang berlokasi di Sumatera Selatan.

5 Blok Migas Belum Laku Dilelang di 2023, ESDM Siapkan Mekanisme Penawaran Langsung

Direktur Pembinaan Hulu Migas Direktorat Jenderal Migas, Tunggal, mengakui bahwa tak ada perlakuan khusus bagi perusahaan migas dalam negeri maupun luar negeri dalam proses lelang WK Migas.

"Bisnis minyak dan gas itu kan internasional, masa kita kalau dalam negeri boleh segini, luar negeri segini, ya enggak ada," kata Tunggal di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Senin 31 Oktober 2016.

Menang Lelang, Pertamina dengan Mitra Resmi Kelola Blok SK510 di Malaysia

Meski demikian, ia menambahkan, jika angka investasi yang diajukan oleh perusahaan dalam dan luar negeri tersebut sama dalam proses lelang, sudah jelas pemerintah akan memberikan kesempatan kepada perusahaan dalam negeri untuk mengelola.

"Tapi, kalau itu angkanya sama, pasti kalau nawarnya sama, kita pilih yang dalam (negeri)," kata dia.

Ia mengakui bahwa saat ini masih ada sejumlah WK Migas yang masih belum laku alias belum ditawar kontraktor. Yaitu, empat WK konvensional dengan lelang reguler dan ada tiga WK dengan sistem penawaran langsung.

"Kami akan melakukan penilaian dulu, dari yang tidak laku itu apa masalahnya, dan apakah karena dampak harga atau teknis, atau data, saya belum bisa menyebutkan," kata dia.

Untuk itu, ia mengatakan, akan membentuk tim untuk mengevaluasi. Bahkan, lanjut dia, bila perlu pihaknya akan mengadakan diskusi dengan para calon investor, apa yang menjadi kendala sehingga tidak tertarik dalam mengelola migas.

"Mungkin bisa saja karena fiskal, jadi kami saring dulu," katanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya