Kemenhub Libatkan BPPT di Proyek Kereta Semi Cepat

Kereta cepat (Foto ilustrasi).
Sumber :
  • VIVA.co.id/Maryadi

VIVA.co.id – Kementerian Perhubungan menggandeng Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dalam penggarapan proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.

Proyek KA Cepat Whoosh Bengkak Rp 18 Triliun, Pemerintah Masih Nego Bunga Utang

Menurut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, BPPT merupakan suatu lembaga yang mempunyai banyak sekali tenaga ahli, sehingga pihaknya akan meminta BPPT mengkaji proyek tersebut.

"Karya besarnya sudah ada dan terbukti di Kementerian Perhubungan, sudah dilakukan dibuat di dua tempat, Bandung dan Semarang berupa alat navigasi," ujar Menhub Budi di kantor Kemenhub, Senin, 31 Oktober 2016.

Ini Alasan Indonesia Pilih China dalam Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung

Berkaitan dengan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, Menhub Budi menganggap proyek tersebut akan lebih sempurna jika Kemenhub bekerja sama dengan BPPT. Sebab, BPPT mempunyai laboratorium, link yang luas, dan dianggap memiliki pengalaman. Kemenhub juga akan mengajak pihak swasta untuk melakukan hilirisasi.

"Prosedur administrasi kota sudah akan dilakukan. Jadi, alat navigasi yang ada di Semarang dan Bandung akan segera diduplikasi dan akan kita patenkan sebagai karya anak bangsa," ujar Budi.

DPR dan Menkeu Sepakat Proyek Kereta Cepat Disuntik Modal Rp4,3 T

Kemenhub menargetkan di tahun 2019 nanti, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya sudah bisa beroperasi, mengingat investor proyek tersebut banyak yang datang dari luar seperti Jepang, Rusia, China, dan Prancis.

"Banyak sekali yang tertarik. Jepang tertarik, Rusia tertarik, Cina tertarik, Prancis tertarik. Banyak yang tertarik," katanya.

Sementara itu, Kepala BPPT Unggul Priyanto menjelaskan, dalam proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, pihaknya tidak akan banyak melakukan penggantian rel yang telah ada, tapi akan memperkuat bantalan rel dan menambahkan tenaga listrik.

Ketika ditanya soal kondisi listrik untuk menopang jalannya kereta, Unggul mengatakan, jika masih di Pulau Jawa, dipastikan sanggup memakai kereta listrik. Namun ini belum pasti karena masih akan dilakukan studi.

"Kami dan Kemenhub akan membuat studi. Diusahakan tidak akan mengganti (rel), tapi akan memperkuat bantalan. Kemungkinan besar pakai listrik. PLN sanggup, kok. Rel yang sama, diperkuat bantalannya. Jika harus diganti, ya ganti," ungkapnya.

Jika benar akan memakai teknologi kereta listrik, menurut Unggul, akan ada penggantian jenis kereta di jalur Jakarta-Surabaya. Sebab, ini adalah kereta semi cepat sehingga tidak perlu banyak yang diubah. (ase)

Laporan: Afra Augesti/Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya