Wall Street Terpengaruh Gejolak Pemilu AS

Bursa Wall Street
Sumber :
  • REUTERS/Brendan McDermid

VIVA.co.id – Bursa saham Wall Street ditutup hampir tak ada perubahan pada Senin, 31 Oktober 2016, waktu setempat. Penyebabnya, investor masih mencerna informasi mengenai merger skala besar antara bisnis minyak dan gas General Electric dengan bisnis jasa ladang minyak Baker Hughes dan skandal surat elektronik atau e-mail Hillary Clinton.

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Indeks saham Dow Jones Industrial Average turun 18,77 poin, atau 0,1 persen menuju 18.142,42, S & P 500 kehilangan 0,26 poin, atau 0,01 persen menjadi 2.126,15 dan Nasdaq Composite turun 0,97 poin, atau 0,02 persen menjadi 5.189,14.

Seperti diketahui, saham sempat terpengaruh pada Jumat pekan lalu setelah adanya informasi bahwa FBI sedang menyelidiki e-mail calon kandidat Presiden AS Hillary Clinton. 

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Jajak pendapat mulai menunjukkan persaingan suara yang cukup ketat antara Clinton dan Trump meski Hillary masih memimpin. Pemilihan presiden dan kongres akan berlangsung 8 November.

"Saya tidak akan setengah terkejut melihat lebih banyak mengenai hal ini pada pekan ke depan menjelang pemilihan presiden, di mana tidak ada investor yang memiliki keyakinan kuat dan hanya wait and see," ujar Chief Executive Officer Horizon Investment Services seperti dilansir kantor berita Reuters.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Pasar juga dipengaruhi rencana merger, salah satunya saham General Electric yang harus tergelincir 0,4 persen setelah konglomerat industri ini mengatakan akan menggabungkan bisnis minyak dan gasnya dengan penyedia layanan ladang minyak Baker Hughes. Akibat ini saham Baker Hughes juga turun 6,3 persen.

Sementara saham Level 3 Communications naik 3,9 persen setelah CenturyLink mengatakan akan membeli perusahaan tersebut dalam kesepakatan senilai sekitar US$24 miliar. Sedangkan saham CenturyLink turun 12,5 persen.

Pasar juga memantau hasil pertemuan bank Sentral AS atau Federal Reserve, yang dimulai pada hari Selasa.  Sementara pedagang meragukan Fed akan menaikkan suku bunga pada pekan ini.

Saham Nike turun 3,5 persen menyusul penurunan BofA Merrill Lynch, sehingga membebani Dow.

Sekitar 6,8 miliar saham diperjualbelikan di bursa saham AS  di atas 6,4 miliar rata-rata harian selama 20 sesi terakhir.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya