Harga Rokok dan Cabai Naik, Inflasi Oktober 0,14 Persen

Komoditas cabai merah di pasar
Sumber :
  • VIVa.co.id/Shintaloka Sicca

VIVA.co.id – Badan Pusat Statistik mencatat, indeks harga konsumen (IHK) atau inflasi sepanjang Oktober 2016 lalu sebesar 0,14 persen. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,22 persen. 

5 Ancaman Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2024

Sementara itu, inflasi pada tahun kalender dari Januari - Oktober tercatat sebesar 2,11 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year/yoy) sebesar 3,31 persen.

Kepala BPS, Suhariyanto mengatakan, inflasi inti pada Oktober tercatat sebesar 0,10 persen, inflasi inti tahun kalender sebesar 2,68 persen dan inflasi inti tahunanya tercatat 3,08 persen. 

Urgensi Sensus Pertanian di Era Kebijakan Berbasis Data

Dia menjelaskan, inflasi yang terjadi disumbang paling besar dari kelompok pengeluaran perumahan, air, listrik, gas dan bahan bahkan sebesar 0,56 persen. Selain itu, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau yang terjadi inflasi sebesar 0,24 persen.

Kemudian,  pada sektor kesehatan juga menyumbang sebesar 0,29 persen dengan andil inflasi sebesar 0,01 persen. "Inflasi ini cenderung stabil dibandingkan tahun sebelumnya," kata dia di kantor pusat BPS, Jakarta, Selasa, 1 November 2016.

Memotret Sensus Pertanian 2023, Menjaga Ketanganan Pangan di Masa Depan

Suhariyanto mengungkapkan, dari 82 kota IHK, tercatat terjadi inflasi pada 48 kota dan deflasi di 34 kota. Inflasi tertinggi terdapat di daerah Sibolga sebesar 1,32 persen  dan terendah di daerah Depok dan Manado sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terdapat di daerah Sorong sebesar 1,1 persen.

"Lalu juga disebabkan harga cabai yang naik dan rokok yang juga naik 0,01 persen," ujarnya menambahkan.

Suhardiyanto menyebut, secara keseluruhan harga pangan cenderung stabil. Inflasi pun cenderung terkendali sepanjang Oktober lalu.

"Jadi kalau kita lihat harga pangan ini lebih stabil.”

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya