- Forbes
VIVA.co.id – Rencana demonstrasi besar-besaran atas kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama, alias Ahok pada 4 November 2016, dikhawatirkan akan mengganggu perekonomian nasional.
Pengamat properti dari Indonesia Property Watch, Ali Tranghanda mengaku khawatir, jika terjadi kerusuhan akan berdampak pada industri properti di Tanah Air.
"Saya harap, mudah-mudahan tidak akan (rusuh) seperti itu. Karena, kalau sampai rusuh, tidak hanya sektor properti yang terkena imbas, tetapi ekonomi juga pasti akan terganggu," kata Ali, saat dihubungi VIVA.co.id, Rabu 2 November 2016.
Ali mengakui, para pelaku industri properti pasti akan kecewa jika kondisi politik dan ekonomi ibu kota menjadi tidak stabil akibat adanya konflik semacam itu. Bahkan, tanpa adanya aksi demonstrasi pun, pasar properti saat ini sedang lemah sebagai dampak dari pelaksanaan Pilkada.
Ia menyatakan, tidak menutup kemungkinan para konsumen akan memilih properti di luar Jakarta, jika kondisi di ibu kota menjadi rentan dan tidak stabil akibat aksi-aksi demo yang berpotensi memicu kerusuhan.
"Pasar properti pasti tertahan sampai berakhirnya Pilkada. Hal itu, karena para investor menahan pembelian," kata Ali. (asp)