Harga Minyak Tergelincir Akibat Melimpahnya Pasokan di AS

Ladang minyak di California.
Sumber :
  • Reuters

VIVA.co.id – Harga minyak dunia turun tiga persen pada Rabu atau Kamis WIB setelah catatan mingguan mengenai pasokan minyak mentah Amerika Serikat memicu kekhawatiran investor tentang melimpahnya pasokan global.

Ketidakpastian Ekonomi Tinggi, Harga Minyak Dunia Bervariasi dan di Bawah US$80 Per Barel

Dilansir dari laman Reuters, Kamis 3 November 2016, The US Energy Information Administration  (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah naik 14,4 juta barel secara mingguan. 

Angka ini jauh lebih banyak dari satu juta barel yang diperkirakan analis. Ini kenaikan pasokan mingguan terbesar dalam stok minyak mentah AS sejak 1982, dan melebihi laporan American Petroleum Institute.

Harga Minyak Tergelincir Usai Stok Melimpah dan Dolar AS Menguat

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) CLc1 ditutup turun US$1,33, atau 2,9 persen, menjadi US$45,34 per barel. 

Harga minyak patokan dunia, Brent LCOc1 turun US$1,28, atau 2,7 persen, menyentuh level terendah US$46,46 sejak 28 September

Rupiah Menguat Hari Ini Dipicu Anjloknya Harga Minyak Dunia

"Ini sangat rendah. Tidak ada yang lain selain laporan tersebut," kata James L Williams, Analis WTRG Economics di Arkansas.

Pasar minyak mulai bergejolak sejak organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) mengumumkan akan memangkas produksi pada 27 September lalu. Harga minyak sempat menyentuh level tertinggi dalam satu tahun khususnya minyak mentah Brent di level US$53,73 dan WTI US$51,93.

Produksi minyak OPEC kemungkinan mencapai rekor tertinggi sebesar 33,8 juta barel per hari (bph) pada bulan Oktober. OPEC akan kembali mengadakan pertemuan pada 30 November yang diharapkan dapat menyelesaikan keputusan mengenai pemangkasan produksi. 

Minggu ini, dua anggota OPEC mengindikasikan lebih tertarik untuk meningkatkan produksi daripada memangkasnya.

Nigeria mengatakan telah memproduksi minyak menjadi 2,1 juta barel per hari. Sementara Libya telah meningkatkan produksi sejak  pertengahan September dan memproduksi sekitar 590.000 barel per hari.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya