Seratusan Nasabah Bank Dibidik Jadi Emiten, Ini Kriterianya

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio.
Sumber :

VIVA.co.id – PT Bursa Efek Indonesia saat ini, tengah mengiring 100 perusahaan yang merupakan debitur perbankan dengan portofolio kredit di atas Rp1 triliun, agar segera bergabung menjadi emiten di pasar modal Tanah Air. Hal itu menjadi salah satu strategi untuk menambah perusahaan tercatat dilantai bursa.

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio mengaku telah melakukan pembicaraan awal dengan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D. Hadad mengenai rencana ini. Hasilnya direspons dengan positif. 

"Secara prinsip pak Muliaman telah setuju," saat ditemui di gedung BEI, Jakarta, Kamis 3 November 2016.

Laba Vale Indonesia Kuartal III-2023 Turun Jadi US$52,6 Juta, Ini Pemicunya

Tito menyampaikan, pembicaraan awal dengan Muliaman, pihak OJK berencana akan mengeluarkan surat imbauan kepada perbankan nasional, agar ikut mendorong debitur di atas Rp1 triliun dalam mengalang dana melalui proses initial public offering (IPO), atau penawaran saham perdana.

"Kan enggak salah, kalau mereka IPO. Sebab, secara administrasi mereka sudah rapi dah legalnya  juga sudah lengkap," tuturnya.

Penjualan Batu Bara Naik Kuartal III-2023, Bukit Asam Cetak Laba Bersih Rp 3,8 Triliun

Tito menambahkan, sebenarnya ada lebih dari 100 perusahaan yang berpotensi untuk menggalang pendanaan di para modal. 

"Dari satu penelitian, ada lebih 100 perusahaan yang  merupakan debitur dengan nilai lebih dari Rp1 triliun," terang dia. 

Sebagai informasi, emiten yang ditargetkan oleh BEI hingga 2017 mendatang sebanyak 35 emiten. Sementara itu, pada sampai saat ini, BEI baru mendapat 14 emiten dari target 20 emiten baru sepanjang 2016. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya