Pilkada Serentak Kerek Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun

Para calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta untuk Pemilihan Kepala Daerah 2017.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A

VIVA.co.id – Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III tahun ini tercatat 5,02 persen (year on year), sedikit lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya sebesar 5,19 persen. Namun, pertumbuhan ekonomi tersebut masih lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2016, akan meningkat didorong oleh perbaikan konsumsi rumah tangga sejalan dengan inflasi yang terjaga dan ekspektasi pendapatan yang lebih tinggi. 

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Tirta Segara juga mengungkapkan, masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak yang dimulai pada akhir tahun ini diperkirakan juga dapat mendorong pertumbuhan konsumsi lembaga non profit

BI Fast Payment, Jawaban untuk Kebutuhan Transaksi Murah

Sementara itu, di sisi investasi, implementasi paket kebijakan pemerintah untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki iklim investasi diharapkan dapat mendukung kinerja investasi.

Di sisi lain, lanjutnya, pelonggaran moneter yang dilakukan secara terukur dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan turut memperkuat momentum ekonomi tumbuh, seiring dengan efektivitas transmisi kebijakan moneter  yang semakin baik ke depan.

Cadangan Devisa RI Februari 2022 Naik Tipis, Ini Pendorongnya

"Bank Indonesia akan terus memonitor berbagai perkembangan baik domestik maupun eksternal, sekaligus memperkuat koordinasi dengan pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi dengan tetap menjaga stabilitas makro ekonomi," ujarnya lewat keterangan resminya di Jakarta, Senin malam, 7 November 2016.

Seperti diketahui, lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2016, terutama disebabkan oleh relatif terbatasnya pertumbuhan konsumsi pemerintah dan ekspor, juga pelemahan konsumsi pemerintah yang dipengaruhi oleh kebijakan penghematan belanja. 

Sementara itu, pelemahan kinerja ekspor sejalan dengan pemulihan ekonomi global yang belum kuat dan harga komoditas yang masih relatif rendah. Di sisi investasi, minimnya peran investor swasta berdampak pada pertumbuhan investasi yang melambat di tengah berlanjutnya pembangunan proyek infrastruktur oleh pemerintah. 

Sementara itu, konsumsi rumah tangga masih tumbuh cukup kuat didukung oleh perkembangan harga yang terjaga. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya