Pilpres AS Bikin Merah Bursa Saham RI

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio.
Sumber :
  • Viva.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, Tito Sulistio, mengaku, sedang sibuk memantau pemilihan presiden Amerika Serikat yang tengah berlangsung saat ini. Calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Clinton dan lawannya dari Partai Republik, Donald Trump, berdasarkan hasil sementara meraih dukungan yang nyaris seimbang.

Pilpres Bikin Facebook Alergi Politik

Tito mengaku, euforia pemilihan umum di negara Paman Sam tersebut turut berpengaruh pada pasar modal Indonesia secara psikologis, lantaran ada persepsi di pasar bahwa dukungan terhadap Trump lebih besar. 

Seperti pada pertengahan sesi satu pagi ini, indeks harga saham gabungan (IHSG) masih berwarna merah di posisi 5.412, melemah 57,42 poin atau 1,05 persen. Bahkan, indeks kembali melemah hingga akhir penutupan sesi pertama di level 5.358 atau 112,48 poin (2,05 persen).

AS Waspadai Serangan Teroris dari Orang-orang Kecewa Hasil Pilpres

"Secara psikologis, langsung (berpengaruh), baru mau menang aja udah begitu (merah lagi indeks)," ujar Tito saat ditemui di kantornya, Rabu, 9 November 2016.

Tito memandang, biasanya pelaku pasar saham AS condong mendukung calon Partai Republik, sehingga lebih berpihak kepada Donald Trump. Namun, investor di AS masih mengambil sikap wait and see terhadap iklim politik di negara itu. 

Catatan SBY soal Drama Politik AS yang Bisa Dipetik Pecinta Demokrasi

"Wall Street menurut informasi adalah (condong mendukung) Republik, tapi sekarang ada ketakutan mengenai cara kerja tata kelola ekonomi dari Trump," tuturnya.

Sementara itu, di Indonesia, kata Tito, para sekuritas memanfaatkan momentum ini untuk menggelar rapat dan menganalisis dampak jangka pendek dari pilpres ini. 

"Nah, sekarang banyak sekuritas asing mau rapat. Hasil kita (di bursa) sebenarnya bagus ya, tapi kan psikologis ini enggak lihat fundamental," tuturnya.

Selain itu, Tito menambahkan, pengaruh langsung pada pasar dunia akan berdampak ketika presiden AS yang akan terpilih nanti memilih menteri-menterinya, terutama siapa tokoh yang akan terpilih di bidang ekonomi.

"Terutama menteri keuangannya. Pengaruhnya nanti di situ," ujarnya.

Secara pribadi, kata Tito, para pelaku pasar akan cenderung berpihak kepada personal yang berlatar belakang pebisnis. Artinya, Donald Trump akan menjadi perhitungan investor.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya