BI: Potensi Kemenangan Trump Sedikit Guncang Pasar Global

Capres AS Donald Trump saat berkampanye di Selma, Carolina Utara
Sumber :
  • REUTERS/Carlo Allegri

VIVA.co.id – Keunggulan sementara kandidat Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald J. Trump, atas kandidat Presiden dari Partai Demokrat Hillary Clinton membuat sedikit guncangan di pasar keuangan global.

Waspadai Dampak Ekonomi Politik atas Serangan Iran ke Israel

Deputi Gubernur Bank Indoneisa Perry Warjiyo, pun mencermati dampak pemilihan presiden AS terhadap laju nilai tukar. Bank sentral, ditegaskan Perry, akan melakukan intervensi, apabila sentimen tersebut membuat rupiah melemah terlalu dalam.

"BI selalu ada di pasar, dan tidak segan-segan intervensi kalau ada ketidakstabilan perkembangan yang membuat rupiah terlalu jauh dari fundamental," ujar Perry, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu 9 November 2016.

7 Negara Ekonomi Terbesar di Dunia Tahun 2050, Peringkat Indonesia Gak Main-main!

Perry mengakui, sentimen dari Pilpres AS sempat membuat laju mata uang Garuda melemah. Menurutnya, hal tersebut terbilang wajar, karena arus mata uang akan selalu mengikuti berbagai perkembangan yang terjadi di dunia.

Lagipula,  fundamental ekonomi Indonesia saat ini jauh lebih kuat. Tercermin dari laju inflasi yang relatif terjaga, serta transaksi berjalan yang terus mengarah ke perbaikan. Ini pun secara tidak langsung akan membawa rupiah ke level yang sebenarnya.

BI Sebut Perlambatan Ekonomi 2024 Dipengaruhi Negara-negara Eropa dan China

Apalagi, cadangan devisa pun dianggap sudah lebih dari cukup untuk menstabilkan nilai tukar rupiah, bahkan untuk mengantisipasi adanya arus modal asing keluar. Sehingga, BI pun meyakini kondisi politik di AS tidak akan terlalu banyak berpengaruh.

"Kalau hari ini kami pantau, pasar sudah bisa sesuaikan keseimbangan. Kami lihat dengan fluktuasi, saya kira ini hanya jangka pendek," katanya.

Oleh karena itu, BI akan senantiasa berada di pasar, untuk mengantisipasi rupiah, agar tidak terlempar jauh dari level fundamentalnya. Berbagai langkah antisipasi pun sudah disiapkan bank sentral untuk menghadapi kondisi seperti itu.

"Kalau terjadi volatilitas yang tinggi, BI tidak segan-segan untuk menstabilkan kurs," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya