Darmin Ingatkan Risiko Global Mulai Meningkat

Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Situasi perekonomian dunia sampai saat ini belum pulih. Ketidakpastian yang diberikan, serta volatilitas yang terjadi di pasar keuangan global, tentu berpotensi memengaruhi sejumlah indikator perekonomian, tak terkecuali Indonesia.

Ini 5 Tips Atur Keuangan Keluarga untuk Hadapi Krisis Ekonomi

"Kita sudah terseret masuk ke dalam situ, sudah mulai ditarik oleh arah perkembangan dunia sejak 2013 sampai 2014," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam acara Outlook Ekonomi Indonesia Tahun 2017 yang dihelat di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis 10 November 2016

Menurut dia, dalam mengukur risiko global, ada dua indikator yang biasanya dijadikan landasan. Pertama, dari sisi ketidakpastian politik yang saat ini masih dikhawatirkan mampu memberikan sedikit sentimen terhadap kondisi perekonomian.

Kemenkeu: Pertumbuhan Ekonomi 2021 yang Dirilis BPS Sesuai Prediksi

"Political uncertainty sekarang di atas krisis global di rentang tahun 2008-2009, tetapi justru di bawah krisis Eropa," ujarnya.

Kedua, dari kondisi pasar keuangan global yang rentan terhadap sebuah isu. Darmin menjelaskan, kondisi pasar saat ini tengah menghadapi gejolak yang cukup dalam. Meski begitu, volatilitas yang terjadi tidak sedalam dari krisis global. 

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di 2021 Capai 3,69 Persen

"Sebagai gambaran untuk emerging market (negara berkembang), risikonya secara umum meningkat," ujarnya.

Karena itu, sambung Darmin, menjadi tugas penting bagi pemerintah untuk menjaga stabilitas perekonomian nasional, sehingga tidak rentan akan perkembangan global yang berpotensi memengaruhi laju ekonomi.

2017 masih mengkhawatirkan

Darmin memandang, perekonomian global tahun depan masih akan menghadapi tantangan. Bahkan, proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pun telah kembali direvisi ke bawah oleh sejumlah lembaga internasional.

"Tiongkok diperkirakan pertumbuhan ekonominya tahun ini 6,5 persen. Perkiraan tahun depan, 6,2 persen. Amerika Serikat meningkat, tetapi ujungnya seperti apa nanti kita lihat," katanya.

Dengan kondisi tersebut, artinya negara mitra utama dagang Indonesia pun masih melambat. Ini juga mau tidak mau akan memengaruhi aktivitas perdagangan dalam negeri. Pemerintah pun akan tetap mencermati perkembangan hal ini ke depan. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya