Sektor Ini Akan Dioptimalkan Genjot Pertumbuhan Ekonomi RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani
Sumber :
  • VIVA.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, sektor investasi dan konsumsi masyarakat, serta akselerasi belanja pemerintah akan menjadi instrumen yang kembali diandalkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi di sisa akhir tahun.

Sri Mulyani Janjikan Insentif ke Perusahaan Peduli Perubahan Iklim

"Apakah dalam bentuk stabilitas, atau daya beli konsumen akan terus diperkuat," jelas Ani, sapaan akrab Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Kamis 10 November 2016.

Ani menjelaskan, belanja pemerintah yang siap digelontorkan pada kuaral IV-2016 mencapai Rp606 triliun. Dengan perkiraan serapan belanja di akhir tahun yang melebihi 95 persen dari target, ini diharapkan memberikan kontribusi bagi pertumbuhan.

Sri Mulyani: Industri Otomotif Kunci Pemulihan Ekonomi

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjamin, akselerasi belanja di kuartal keempat tidak akan terkontraksi seperti di kuartal III-2016. Sebab, akan ada kompensasi dari penerimaan pajak, terutama dari program pengampunan pajak.

"Kita dalam posisi yang baik, karena penerimaan dari tax amnesty. Ini cukup untuk biayai aktivitas Oktober. Tentu di November dan Desember, penerimaan cukai akan naik," katanya.

Lagi, Sri Mulyani Sabet Penghargaan Internasional

Dengan kondisi tersebut, Ani optimistis pertumbuhan ekonomi di kuartal terakhir tahun ini bisa diatas lima persen. Sehingga, sepanjang tahun ini pun ada potensi pertumbuhan ekonomi bisa mencapai target yang ditetapkan sebesar 5,1 persen.

Komitmen Bank Indonesia

Dalam upaya mendukung momentum pertumbuhan ekonomi, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowarodjo menegaskan akan ikut serta dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional.

Agus mengakui, sektor investasi sampai saat ini masih cenderung melemah. Meskipun diperkirakan akan meningkat di kuartal terakhir, namun BI pun akan berupaya membantu pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan.

Salah satunya, dengan cara kembali memperlonggar kebijakan moneter. "Apa stance moneter kami? Bias longgar. Artinya, likuiditas kondisinya terjaga," kata dia.

Dengan BI yang kembali memperlonggar ruang kebijakan moneternya, maka potensi bank sentral kembali memangkas suku bunga acuan pun semakin besar. Diharapkan dengan langkah ini, suku bunga kredit pun bisa diturunkan, dan membantu pertumbuhan ekonomi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya