- orrtextile.com
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia pada Kamis lalu ditutup turun setelah pasar kembali pulih dari shock atas kemenangan Donald Trump yang terpilih menjadi Presiden Amerika Serikat secara mengejutkan.
Dilansir dari laman Reuters, pada Jumat, 11 November 2016, melemahnya harga minyak dunia juga disebabkan kekhawatiran pasar terhadap lebihnya pasokan minyak dunia, serta apakah negara pengekspor minyak (OPEC) memutuskan untuk memangkas produksi akhir bulan ini.
Adapun harga minyak mentah AS atau West Texas Intermediate pada penutupan Kamis lalu diperdagangkan sebesar US$44,54 per barel atau turun 73 sen dari perdagangan Rabu sebelumnya yang mencapai US$45,27 per barel.
Sedangkan untuk minyak berjangka jenis Brent pada penutupan Kamis lalu diperdagangkan sebesar US$45,75 per barel atau turun 61 sen dari perdagangan Rabu lalu yang sebesar US$46,35 per barel.
Penurunan harga minyak pada Kamis lalu disebabkan oleh sentimen pasar yang menepis keuntungan pasca pemilu AS dan melihat kekhawatiran produksi minyak masih membanjiri pasar, sehingga membuat harga di bawah tekanan untuk lebih dari dua tahun terakhir.
Pasar kemudian juga menanti pertemuan organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) yang berlangsung di Wina, 30 November 2016 nanti untuk membicarakan pemotongan produksi minyak dan kerja sama dengan negara non anggota OPEC, termasuk Rusia, untuk ikut mencapai kesepakatan.
Data Administrasi Informasi Energi AS para Rabu lalu menyatakan stok minyak mentah AS naik 2,5 juta barel pada pekan lalu. Angka tersebut tercatat meningkat lebih dari satu juta barel dari perkiraan sejumlah analis. (ase)