Mendag: Belum Tentu AS Membatalkan TPP

Donald Trump, Presiden terpilih Amerika Serikat.
Sumber :
  • REUTERS/Mike Segar

VIVA.co.id – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dalam kampanyenya saat itu melontarkan ingin mengkaji ulang bahkan membatalkan kemitraan Trans Pacific Partnership.

PB KAMI Desak Kementerian Perdagangan Cabut Izin Perusahaan Pembuat Oli Palsu

Dan dalam pidatonya kemenangannya Trump mengatakan ingin membatalkan TPP untuk memproteksi pasar domestik AS dari perdagangan bebas.

Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita mengatakan, bahwa TPP belum dapat dikatakan akan dibatalkan, karena AS sendiri tidak dapat mengambil langkah secepat itu.

Integrasi Tiktok Shop dan Tokopedia, DPR: Harus Bantu UMKM Adaptasi dengan Teknologi

"Tidak ada satu pun negara yang berani mengambil sikap termasuk AS, karena untuk mengambil keputusan dari perjanjian seperti itu prosesnya memakan waktu lama dan negosiasi ketat," kata Enggar di Kementerian Perdagangan, Jakarta, Jumat 11 November 2016.

Terlebih dalam kondisi ekonomi global yang lesu akhir-akhir ini, masing-masing negara sebenarnya tengah melakukan langkah-langkah proteksi bidang ekonomi. "Akhir-akhir ini sangat stressfull dan ketat sekali. Bagaimana keinginan satu negara dengan yang lain sangat berbeda, ego negara sangat kuat sekali, termasuk suara dari Indonesia," ujarnya.

DPR sebut Integrasi Tiktok Tokped Banyak Untungkan UMKM

Enggar mengatakan, jika hanya melihat dari  isi kampanye, sebetulnya antara Trump dan Hillary Clinton, sama-sama memberikan sinyal ingin membatalkan TPP. "Trump dalam kampanyenya tidak akan melanjutkan. Hillary pun merenegosiasi. Semua pernyataan serba ngambang kelanjutan TPP, walaupun Trump terkesan lebih jelas," ujarnya.

Namun, menurut Enggar, untuk dapat lebih jelas melihat warna kebijakan ekonomi AS yang dapat berdampak pada ekonomi Indonesia, khususnya pada kepastian TPP, perlu menunggu tokoh-tokoh yang akan menjadi kabinet ekonomi Trump. "Kita perlu lihat juga kabinet menteri ekonomi mereka dengan begitu bisa kelihatan warna ekonominya." 

TPP adalah sebuah blok perdagangan bebas yang baru diteken pada 5 Oktober lalu, setelah perundingan selama lima tahun. Beranggotakan 12 negara: Amerika Serikat, Kanada, Australia, Jepang, Selandia Baru, Meksiko, Cile, Peru, dan empat negara Asia Tenggara: Malaysia, Singapura, Brunei dan Vietnam. Indonesia menjadi negara ke-13 yang ditawarkan Barack Obama untuk bergabung.

TPP ini direncanakan akan menghapuskan tarif perdagangan di  negara-negara yang bergabung, mencakup 40 persen perekonomian dunia. Pasar ini termasuk yang teramat besar, yang bisa sangat menguntungkan bagi produk Indonesia jika bergabung. Namun, juga menciptakan ancaman, karena Indonesia juga terbuka bagi 12 negara itu.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya