Faber-Castell Kucurkan Rp30 Miliar Bangun Pabrik di Cikarang

Pekerja di dalam pabrik Faber-Castell, Cikarang.
Sumber :
  • VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca

VIVA.co.id – PT Faber-Castell International Indonesia meresmikan perluasan pabrik di Cikarang Barat, Bekasi. Lahan pabrik tersebut ditambah seluas 6.800 meter persegi, dari sebelumnya seluas 7.200 meter persegi. Sehingga, total luas pabrik saat ini mencapai 14 ribu meter persegi.

Bea Cukai Lakukan Uji Coba Modul Vehicle Declaration dalam Sistem CEISA 4.0

Manajer Direktur PT FCII, Yandramin Halim menyebutkan, perluasan pabrik ini menelan dana investasi sekitar Rp30 miliar. Penambahan luas pabrik tersebut telah dilakukan perseroan sejak awal tahun lalu.

"Sejak tahun lalu, kami mendirikan gudang di sini sebagai pusat pergudangan (bahan mentah) dan pusat distribusi Indonesia, agar bisa berkembang seiring waktu, untuk produk-produk baru yang akan diproduksi," ujar Halim di pabrik baru FCII, Bekasi, Jawa Barat, Senin 14 November 2016.

Kemenkeu Monitor Dampak Konflik Israel-Iran ke Ekspor RI

Manajer Pabrik FCII Mulyadi Gunawan menyebutkan, dari perluasan 6.800 meter persegi ini tidak menambahkan jumlah mesin produksi, melainkan masih fokus pada perluasan gudang, yaitu untuk bahan mentah (raw material) dan barang jadi, atau akhir (finishing goods). Jumlah mesin masih tetap untuk injection 21 unit, sembilan untuk mesin assembling.

"Awalnya punya satu gudang, untuk raw material dan finishing goods. Penambahan luas ini dibagi dua, jadi sekarang raw material dengan finishing goods masing-masing sekitar 3.600 meter persegi," ucapnya.

Ribuan Produk Kerajinan RI Bakal Banjiri Pasar Kanada

Ia menjelaskan, perluasan ini dapat meningkatkan 20 persen kapasitas utilitas pabrik. Saat ini kemampuan kapasitas pabrik sebanyak 100 juta batang per tahun, sedangkan target produksi yang dapat terealisasi baru 80 juta untuk periode April 2016-Maret 2017.

Mulyadi menyebutkan, hasil produksi FCII sebanyak 70 persen masuk dalam pasar ekspor dan 30 persen masuk ke pasar domestik, yang mana ekspor mayoritas masuk ke Australia, diikuti Jepang dan Amerika Serikat.

"Ekspor besar itu masuk ke Australia sekitar 70-80 persen, sisanya masuk ke Jepang, dan Amerika Serikat. Ekspor income-nya (pendapatannya) lebih oke, karenanya lebih dominan untuk diekspor. Dan, Australia pangsa pasar terbesar kita, karena memang sudah lama menggunakan produk kita," ucapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya