Proyek 35 Ribu MW Susah Terwujud, Ini Saran Pengusaha

Erwin Aksa
Sumber :
  • VIVAnews/Anda Nurlaila

VIVA.co.id – Proyek listrik 35 ribu megawatt yang diperkirakan tidak akan mencapai target pada 2019 mendatang, menjadi sorotan publik. Meski begitu, berapa pun realisasinya nanti, diperkirakan dapat memenuhi kebutuhan pasokan listrik di daerah terpencil.
 
Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Erwin Aksa mengakui, target 35 ribu MW memang tidak mudah dicapai. Namun, pemerintah diminta untuk tidak hanya fokus mengembangkan pembangkit, melainkan juga arus distribusi listrik yang disalurkan.
 
"Sekarang ada kelebihan pasokan di Jawa, tetapi distribusinya masih sangat rendah. Jadi, distribusinya yang harus ditingkatkan," ungkap Erwin, saat ditemui di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis 17 November 2016.
 
Selain itu, lanjut Erwin, pembangunan pembangkit listrik di mulut tambang pun harus digenjot oleh pemerintah. Meskipun sudah ada beberapa pembangkit di wilayah Jawa maupun luar Jawa, namun pembangunan pembangkit di mulut tambang justru tersendat.
 
"Ini memang, karena ada perbedaan harga batu bara antara PLN (Perusahaan Listrik Negara) dan investor," katanya.
 
Dengan adanya perbedaan harga tersebut, menurut dia, ini menjadi pekerjaan rumah penting yang harus segera diselesaikan, dalam rangka percepatan pembangunan pembangkit listrik di beberapa mulut tambang.
 
"Percepatan distribusi juga, sehingga terjangkau ke daerah kecil, dan rasionya bisa menyeluruh," ujar dia. (asp)

Terimbas COVID-19, Proyek Pembangkit Listrik 2020 Cuma 55 Persen
PLTS di Desa Motihelumo, Gorontalo

PLN Janji Bangun Pembangkit EBT Usai Proyek 35 Ribu MW Selesai

PLN menyiapkan dua program dukung EBT, yaitu pencampuran biomassa ke PLTU batu bara atau co-firing dan konversi PLTD ke EBT.

img_title
VIVA.co.id
7 Mei 2021