Kurtubi: Energi Nuklir Mendesak Diwujudkan

Ilustrasi/Petugas sedang memantau aktivitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Kurtubi mendesak agar pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral segera memanfaatkan energi nuklir sebagai pembangkit listrik. 

Kawal Arus Mudik Hingga Balik Lebaran 2024, PLN Siaga di Zona Utama Transportasi Publik

Menurutnya, kekurangan pasokan listrik di berbagai wilayah di Indonesia mendesak untuk segera  dipenuhi. Oleh karena itu, penggunaan nuklir untuk pembangunan pembangkit listrik diharapkan menjadi jawaban.

"Kalau di PP 79 tahun 2014 itu disebutkan nuklir itu sebagai pilihan terakhir. Tapi, kami komisi VII tidak setuju. Tidak boleh nuklir itu jadi pilihan terakhir," kata Kurtubi saat menggelar rapat kerja dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan beserta jajarannya di ruang rapat Komisi VII DPR, Senayan, Jakarta, Selasa 22 November 2016. 

ESDM Pastikan Pasokan Listrik Lebaran 2024 Aman, PLN Siapkan 2.766 Posko Siaga

Kurtubi mengaku yang sejak awal mendorong penggunaan energi baru tersebut. Indonesia memiliki potensi besar untuk mewujudkan niat tersebut.

Bahkan, saat ini disebutkan telah ada provinsi yang berminat untuk membangun pembangkit listrik tenaga Nuklir (PLTN) di provinsi Kalimantan Barat yang memiliki potensi uranium yang cukup besar.

PLN Siapkan 624 Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik saat Nataru

"Kalimantan Barat bersedia menjadikan tempatnya untuk dijadikan PLTN, Karena di sana ada potensi uranium yang besar," ujarnya. 

Kurtubi menambahkan, hal ini perlu dilakukan karena rasio elektrifikasi Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan Malaysia maupun Vietnam. Itikad ini bertujuan agar tidak ada lagi terjadinya pemadaman listrik di wilayah Indonesia. 

"EBT (Energi Baru dan Terbarukan) kita dorong, meskipun Amerika tidak sepakat, kita sudah meratifikasi Paris agreement untuk kita mengurangi penggunaan energi fosil," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya