- VIVA.co.id/Al Amin
VIVA.co.id – Para pelaku usaha mendukung pemerintah untuk mencapai target di bidang pariwisata berbagai inovasi kegatan promosi melalui pengembangan budaya dan MICE (Meetings, Incentives, Confereces and Events).
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) indonesia menilai industri pariwisata adalah salah satu ujung tombak peningkatan kesejahteraan ekonomi kerakyatan Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan target industri pariwisata untuk tahun 2019 mencakup kenaikan jumlah wisatawan mancanegara dari 9.4 juta di tahun 2014 ke 20 juta. Kenaikan kontribusi bidang pariwisata terhadap PDB Nasional dari 4 persen ke 8 persen, kenaikan jumlah tenaga kerja industri pariwisata dan 10,3 juta ke 13 juta, dan kenaikan peringkat daya saing pariwisata (Versi World Economic Forum) dari posisi 70 dari total 140 negara ke posisi 30.
Pemerintah juga menetapkan 10 destinasi prioritas, yaitu Borobudur, Mandalika, Labuhan Bajo, Tengger Semeru Kepulauan Seribu, Danau Toba, Wakatobi, Tanjung Lesung, Morotai, dan Tanjung Kelayang.
“Pembangunan destinasi agar berdampak pada ekonomi yang signifikan, perlu diimbangi dengan infrastruktur yang memadai, insentif keuangan, demand creation, promosi serta pengembangan sumber daya manusianya," ungkap Wakil Ketua Umum Kadin Kosmian Pudja disela-sela Rakomas Kadin di Hotel Jayakarta, Rabu, 23 November 2016.
Kadin mencatat, jumlah tenaga kerja di dalam industri pariwisata yang terlibat langsung dan tidak langsung, termasuk industri pendukungnya mencapai sekitar 86,6 juta tenaga kerja.
"Kami bertekad untuk mendukung pencapaian target pemerintah di sektor pariwisata dengan memprioritaskan pengembangan ekonomi kreatif dan industri berbasis budaya," tuturnya.
Selain itu, salah satu sektor potensial yang harus dikembangkan untuk menunjang pariwisata adalah MICE (Meetings, Incentives, Conference And Echbitions) baik oleh Pemerintah maupun swasta yang telah menetapkan sekitar 260 juta kunjungan per tahun oleh pengunjung domestik saja.
