Mahasiswa UII Raup Puluhan Juta dari Si Malas 'Sende'

Muhammad Iqbal Rasyidi dengan kursi malas merek Sende
Sumber :

VIVA.co.id – Usianya baru 23 tahun namun  usaha yang digelutinya sejak 2011 silam kini omzetnya telah mencapai puluhan juta per bulannya. Adalah Muhammad Iqbal Rasyidi yang memproduksi kursi malas yang diberi merek "Sende" atau dalam bahasa Indonesia berarti bersandar.

Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid-19

Ditemui di rumah produksinya di Dusun Karangnongko Rt 8, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Yogya, Iqbal menjelaskan usaha yang digelutinya melanjutkan usaha kakaknya yang memilih berhenti karena berkeluarga.

"Saya ini hanya meneruskan usaha kakak saya dulu. Kursi malas yang dibuat kakak saya berbahan baku menggunakan rotan sehingga tidak tahan lama," katanya, Kamis 24 November 2016.

Simak, Begini Cara SiCepat Dukung Digitalisasi UMKM

Mahasiswa hukum semester VII Universitas Islam Indonesia (UII) ini pun memodifikasi rangka kursi malas bukan dari rotan namun dari besi sehingga lebih tahan lama dan lebih praktis karena bisa dilipat dan diberi sarung agar bisa disimpan dan lebih rapi.

"Kursi malas juga bisa diatur kemiringannya. Ada tiga pilihan kemiringan kursi di sandaran disesuaikan kenyamanan penggunanya," kata dia. 

Tiga Peran Teknologi Bantu Bisnis UMKM agar Melesat

Kursi malas kata Iqbal lebih banyak digemari oleh para mahasiswa yang ingin duduk nyaman sembari bermain laptop sehingga pasarnya pun  kota-kota besar yang terdapat banyak kampus.

"Permintaan terbesar dari kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya dan Yogya," ujar Iqbal. Ia mematok harga yang disesuaikan dengan kantong mahasiswa yaitu antara Rp135 ribu untuk kursi malas ukuran kecil dan Rp205 ribu untuk kursi malas ukuran besar.

"Dalam satu bulannya ada pesanan 50 hingga 60 kursi malas dari berbagai kota. Untuk di Yogya pesanan akan diantar langsung sedangkan luar kota dikirim melalui paket," ujarnya.

Lewat online

Dalam penjualannya hingga saat ini masih dilakukan secara online sehingga untuk mendekatkan dengan konsumen, Iqbal mengaku menyewa tempat di kawasan Condongcatur, Sleman untuk penyimpanan kursi malasnya.

"Agar lebih dekat dan irit biaya dengan konsumen di Yogyakarta saya menyewa tempat untuk menyimpan kursi malas," ujarnya.

Untuk mempermudah perakitan kursi malas, kerangka besi langsung dipesan dari perajin dari Tegal, Jawa Tengah, sedangkan busanya dari Tangerang, sementara untuk covernya sendiri didapat dari wilayah Yogya.

"Ada dua karyawan saya yang bertugas menjahit cover kursi malas dengan sistem borong. Setiap satu cover dihargai Rp21 ribu," kata dia. Meski permintaannya cukup banyak namun demikian Iqbal mengaku belum akan mendirikan showroom khusus kursi malas dan tetap akan berjualan secara online.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya