Momok Demo 2 Desember Tekan IHSG

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/OJT/Muhammad Ifdhal

VIVA.co.id – Perusahaan Asset Management PT Schroder Investment Management Indonesia mengakui, isu demonstrasi terkait penistaan agama yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama dan melebar ke ranah politik turut menjadi katalis negatif dari domestik menekan laju indeks harga saham gabungan 2016.

IHSG Dibuka Melemah, Simak Rekomendasi Saham Akhir Pekan Ini

Seperti diketahui, jelang penutupan sesi II akhir pekan ini Jumat 25 November 2016, IHSG turun terus 4,6 poin atau 0,09 persen ke posisi 5.102.

Menurut Chief Executive Officer Schroders, Michael T Tjoajadi, berlarut-larutnya aksi demonstrasi telah memberikan dampak negatif bagi pergerakan IHSG di pengujung tahun ini, bahkan akan berimplikasi buruk terhadap ekonomi dalam negeri secara umum.

IHSG Dibuka Merah, Simak Rekomendasi Saham Awal Pekan Ini

"Demonstrasi yang berlanjut terus, tentu sangat mempengaruhi IHSG dan ekonomi kita. Tanpa violent (kekerasan) saja, demonstrasi itu mempunyai dampak negatif, apalagi jika selanjutnya demonstrasi itu terjadi violent," kata dia saat ditemui di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Jumat, 25 November 2016.

Menurutnya, sejauh ini aksi demonstrasi yang berlangsung beberapa waktu terakhir di DKI Jakarta telah memberikan dampak buruk terhadap beberapa sektor bisnis secara nasional. "Sentimen negatif itu sekarang sudah berpengaruh k emana-mana, contohnya sektor properti," tuturnya.

Dolar AS Melemah, IHSG Diprediksi Menguat Terbatas

Michael menyebutkan, saat ini sektor properti banyak yang melakukan aksi menunggu dan menunda pengerjaan proyek terkait upaya mencari kepastian pasar usai berlangsungnya sejumlah aksi demonstrasi.

"Aksi demonstrasi mendatang (2 Desember 2016) juga akan memberikan sangat berpengaruh negatif bagi ekonomi," ujarnya.

Selain itu, Michael juga mengatakan, sentimen negatif dari global yang mempengaruhi laju IHSG pada pengujung 2016 lebih dipengaruhi oleh terpilihnya Donald Trump menjadi Presiden AS.

"Fluktuasi sejumlah bursa saham, termasuk di Indonesia, terjadi sangat besar sejak pemilihan presiden Amerika. IHSG saja sempat langsung melemah lebih dari 100 poin," ujarnya.

Dia mengungkapkan, sentimen negatif Trump untuk negara-negara lain juga terjadi di pasar valuta asing maupun pasar surat utang. "Di pasar forex, bukan cuma rupiah yang melemah, hampir seluruh mata uang dunia melemah terhadap dollar AS. Politik di AS telah menjadi global impact yang negatif bagi negara lain," katanya.

Dia berharap, kepemimpinan Trump di AS tidak memicu praktik perang dagang terkait rencana AS yang akan menaikkan tarif impor. Selain itu, Michael berharap pemerintah Indonesia mempercepat belanja modal dan belanja barang, karena 60 persen pertumbuhan ekonomi nasional ditopang konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya