Dari Gerobakan, Kini Bakso Alex Miliki 10 Gerai di Indonesia

Bakso Alex
Sumber :
  • VIVA.co.id/shintaloka Pradita Sicca

VIVA.co.id – Berawal dari berjualan bakso gerobakan di Solo sejak 1990-an, kini Asaiman (54) memiliki usaha bakso dengan 10 cabang usaha di Indonesia. Meliputi Solo dengan empat gerai, Sukoharjo dua gerai. Lalu, Sragen, Karanganyar, Boyolali, dan Jogja masing-masing satu gerai. 

Kesuksesan Kopi Kemasan Kaleng Rumah Kopi Bogor

Usaha bakso ini adalah Bakso Alex yang mendapat penghargaan sebagai pemenang kedua oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam kategori waralaba pratama. 

Ia mengatakan usahanya berkembang berkat undangan dari Kementerian Perdagangan untuk mendapatkan program pelatihan selama satu tahun. Sebelumnya, telah ada keinginan Asaiman untuk mengembangkan usahanya, tapi terkendala oleh biaya. 

Terinspirasi Kuli Panggul, Tiga Pemuda di Depok Jadi Pengusaha Sukses

"Ada undangan dari Kemendag untuk mengikuti workshop. Di sana diberi penjelasan, pelatihan, arahan, tentang bisnis waralaba. Bagaimana berbisnis waralaba yang baik dan sehat. Pelatihan free di 2014, selama satu tahun," ujar Siti Nurhidayati (33) di Jakarta Convention Centre pada Jumat, 25 November 2016. 

Siti yang merupakan anak perempuan dari Asaiman kini meneruskan bisnis Bakso Alex. Waralaba ini pada 2013 lalu di akui Siti telah melakukan rebranding merek dengan mendaftarkan Bakso Alex ke hak kekayaan intelektual (HAKI). 

Kisah CEO GoCardless yang Sukses Bangun Bisnis meski Lumpuh 

Ia mengatakan untuk menjadi mitra Bakso Alex pihaknya menyediakan berupa paket waralaba dengan dana 350 juta, dengan fasilitas paket kerja sama lima tahun, paket pelatihan untuk tujuh orang calon karyawan, pendampingan awal selama satu tahun, properti yang diperlukan lengkap, stok bahan baku awal bakso dua ribu porsi, CCTV 5 kamera.

Kemudian, sistem kasir online, peralatan dapur lengkap, hardware lengkap, dan alat pemadam kebaran. "Jadi, setelah DP (bayar uang muka) kita survei, lokasi oke kita jalan. Mereka yang sediakan tempat, kita yang fasilitasi. Kalau bagi untung lima persen dari omzet yang diperoleh mereka," ungkapnya. 

Untuk menjaga tetap standar dalam pelayanan pihaknya juga adakan jadwal supervisi untuk mengontrol kualitas setiap satu bulan sekali. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya