Tak Ada Energi Terbarukan yang Lebih Murah dari Fosil

Sumber energi terbarukan.
Sumber :
  • ANTARA

VIVA.co.id – Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia mengungkapkan, pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan memang terbilang mahal dibandingkan dengan energi fosil. Kendati demikian, penggunaan EBT dinilai sangat diperlukan, mengingat energi fosil seperti minyak, gas dan batu bara cadangannya suatu saat nanti akan habis.

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

Ketua Harian Aprobi, Paulus Tjakrawan mengatakan bahwa di negara lain pun EBT tetap dikembangkan dengan berbagai alasan, meski harganya lebih mahal dibanding bahan bakar minyak (BBM).

"Tidak ada EBT yang lebih murah dari fosil, tetapi negara-negara luar tetap mengembangkan dengan berbagai macam alasan, shale gas (gas serpih) pun lebih mahal dari BBM," kata Paulus di Hotel Bidakara, Jakarta, Selasa 29 November 2016.

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

Ia mengatakan bahwa pada akhirnya di berbagai negara tersebut memberikan carbon tax (pajak emisi) untuk energi fosil lebih tinggi, agar EBT mampu lebih kompetitif dibanding energi fosil.

"Memang ada semacam carbon tax, sehingga EBT itu bisa bersaing, karena ada pengurangan emisi," kata dia.

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

Paulus menambahkan, untuk beberapa EBT memang ada yang memiliki emisi, misalnya untuk Crude Palm Oil/CPO (minyak sawit mentah). Ia mengatakan, pihaknya juga melakukan penghitungan pengurangan emisi dengan standar dari rumusan internasional.

"Standar soal CPO, kami menghitung pengurangan emisi pakai rumusan yang publish di internasional," ujar dia. (asp)

Ilustrasi lapangan migas.

Produksi Gas Diproyeksi Turun Beberapa Tahun Mendatang, Pemerintah Dorong Eksplorasi

Dengan proyeksi penurunan ini, Pemerintah lewat Kementerian ESDM mendorong untuk dilakukannya pencarian lokasi gas baru melalui eksplorasi.

img_title
VIVA.co.id
28 Februari 2024