- ANTARA FOTO/Adwit B Pramono
VIVA.co.id – Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebelumnya menargetkan program kelistrikan 35 ribu megawatt tercapai pada 2019.
Seiring berjalannya waktu, proyek tersebut bergerak tak secepat yang diharapkan hingga akhirnya pemerintah menurunkan target tercapai pada 2019, menjadi sebesar 19 ribu MW.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jarman mengatakan, program 35 ribu MW tetap berjalan, namun hingga 2019, memang hanya sebanyak 19 ribu MW yang akan terealisasi.
Ia mengungkapkan, alasan tidak tercapainya target itu adalah karena adanya koreksi dari target pertumbuhan ekonomi.
"Kan dulu, 35 ribu MW itu target selama lima tahun, dan karena target pertumbuhan ekonomi antara 6-7 persen. Aktualnya kan, sekarang kan enggak, tahun kemarin cuma 4,9 (persen) tumbuhnya. Tahun ini sekitar 5,15 (persen), lalu tahun depan 5,1 (persen). Jadi, rata-rata kita harus koreksi pertumbuhannya 5 - 5,5 (persen)," kata Jarman di kantornya, Rabu 30 November 2016.
Ia mengatakan, dengan terkoreksinya angka pertumbuhan ekonomi, maka kebutuhan listrik masyarakat pada 2019 hanyalah sebesar 25 ribu MW. Dengan pembangunan tambahan sebesar 19 ribu MW, ia yakin dapat memenuhi hal tersebut.
"Dari 25 ribuan ini, kan tahun kemarin sudah 2.500 MW sudah masuk, semester satu sekarang sudah 2.000, paling tidak akan masuk 5.000, atau 5.500 MW masuk akhir tahun," kata dia.
Jarman mengaku masih optimistis rasio elektrifikasi Indonesia akan mencapai 97 persen pada 2019, meski target pembangunan 35 ribu MW pada waktu itu tidak tercapai. "Jadi, 19 ribu MW ini adalah yang akan masuk selama tiga tahun yang akan datang," tutur dia. (asp)
