November Diprediksi Terjadi Inflasi 0,32 Persen

Komoditas cabai merah di pasar
Sumber :
  • VIVa.co.id/Shintaloka Sicca

VIVA.co.id – Perkembangan indeks harga konsumen pada November 2016 diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,32 persen, atau sedikit lebih rendah dari survei IHK minggu ketiga Bank Indonesia, yang berada di angka 0,39 persen.

Agustus 2022 Indonesia Deflasi, Tapi Ada Komoditas Penyumbang Inflasi

Ekonom PT Bank Permata, Josua Pardede, melalui pesan singkatnya kepada VIVA.co.id, Kamis 1 Desember 2016 mengungkapkan, kenaikan inflasi menjelang akhir tahun ini didorong oleh kenaikan beberapa komoditas pangan strategis.

Misalnya, seperti beras yang naik 0,19 persen, kemudian cabai merah keriting naik 23 persen, cabai merah naik 19,5 persen, dan bawang merah naik 14,9 persen. Komoditas-komoditas tersebut, mengalami kenaikan dibandingkan bulan lalu.

Memotret Lonjakan Harga di Hari Raya Idul Fitri

"Inflasi diperkirakan mencapai 0,32 persen secara month to month, atau 3,43 persen secara year on year. Meningkat dari bulan sebelumnya di level 3,31 persen secara year on year," tuturnya.

Josua memandang, kenaikan sejumlah komoditas pangan tersebut, disebabkan oleh terganggunya pasokan cabai karena adanya peningkatan intensitas hujan. Bahkan, diperkirakan tekanan inflasi masih berpotensi berlanjut di akhir tahun.

Suku Bunga Acuan AS Agresif, Rupiah Dibayangi Pelemahan

"Tekanan inflasi cenderung akan kembali meningkat hingga akhir tahun, seiring dengan permintaan jelang Natal dan tahun baru, serta curah hujan yang akan terus meningkat," katanya.

Di samping itu, lanjut Josua, inflasi inti juga cenderung meningkat menjadi 3,18 persen secara year on year dari bulan sebelumnya, yaitu di kisaran 3,08 persen. Ini dipengaruhi oleh depresiasi nilai tukar rupiah serta tren kenaikan harga komoditas global. 

"Secara keseluruhan, inflasi pada akhir tahun diperkirakan berada di kisaran tiga persen," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya