- CNBC
VIVA.co.id – Harga minyak mentah dunia pada Senin lalu ditutup naik, setelah dalam 16 bulan mengalami tekanan. Harga yang naik tersebut didorong oleh optimisme pasar setelah pada minggu lalu para negara anggota pengekspor minyak atau OPEC sepakat memangkas produksi.
Dilansir dari laman CNBC, pada Selasa, 6 Desember 2016, naiknya harga minyak tersebut membuat keuntungan yang di dapat sejak Rabu pekan lalu dari minyak Brent mencapai 19 persen dan minyak mentah Amerika Serikat atau West Texas Intermediate mencapai 16 persen.
Adapun pada penutupan Senin kemarin, minyak jenis Brent naik pada harga tertinggi sejak Juli 2016 yaitu sebesar US$55,33 per barel. Sebelumnya, minyak Brent hanya dijual tertinggi di harga US$54,7 per barel.
Sedangkan untuk minyak mentah AS atau West Texas Intermediate (WTI) ditutup naik 11 sen menjadi di harga US$51,79 per barel. Capaian tersebut juga mencatatkan harga tertinggi setelah Juli 2015.
Analis dari Commerzbank di Frankfurt, Carsten Fritsch, mengatakan harga yang mulai sedikit naik ternyata memicu pembelian baru, sehingga sangat dipandang sebagai kesempatan untuk membeli minyak mentah saat ini.
Kesepakatan OPEC yang akan memangkas produksi menjadi alat pendorong spekulan untuk mendorong harga minyak menjadi lebih tinggi. Bahkan data mingguan InterContinental Excange menunjukkan investor memposisikan level tertinggi pada Brent dalam empat minggu.
"Sentimen OPEC terus mendukung pasar minyak. Posisi spekulatif jangka pendek masih tinggi dan lebih banyak pedagang melepas posisi ini untuk memicu lebih banyak dukungan pada harga minyak," kata Ekonom Energi Senior di ABN Amro Amsterdam, Hans van Cleef. (ase)
Antisipasi Dampak Konflik Palestina-Israel, Pemerintah Kaji Harga Pertalite Sesuai Jenis Kendaraan
Pemerintah akan mengatur detail kriteria kendaraan yang dapat mengisi Pertalite, dan juga tengah mengkaji untuk membuat perbedaan harga Pertalite sesuai jenis kendaraan.
