Pemerintah Bangun 2 Aerospace Park di Bintan dan Manado

Ilustrasi industri dirgantara
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Kementerian Perindustrian mendorong percepatan pembangunan kawasan industri kedirgantaraan atau aerospace park yang terintegrasi dengan industri pendukung, seperti industri pesawat udara, industri komponen, industri perawatan, perbaikan, dan pemeriksaan pesawat, serta industri jasa penerbangan

Gaji-THR Karyawan PTDI Telat Dibayar, Wamen BUMN Buka Suara

Selain itu, dalam aerospace park tersebut diharapkan ada juga perguruan tinggi, sebagai tempat pengembangan sumber daya manusia kedirgantaraan. Keberadaan aerospace park akan memberikan kemudahan akses mendapatkan pasokan suku cadang, membuka lapangan kerja, serta potensi besar dalam mendatangkan devisa.

"Keberadaan aerospace park yang terpadu akan memberikan dukungan optimal bagi maskapai domestik dalam meraih keselamatan penerbangan, ketepatan waktu, dan biaya perawatan yang efisien," kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 6 Desember 2016..

Karyawan PT Dirgantara Indonesia Demo Tuntut Gaji dan THR, Manajemen Buka Suara

Ketua Indonesia Aircraft Maintenance Services Association, Richard Budihadianto mengatakan, pihaknya telah mengusulkan dua lokasi pembangunan aerospace park di Indonesia, yakni Bintan dan Kepulauan Riau, untuk memenuhi kebutuhan di kawasan barat. Sedangkan Manado, Sulawesi Utara, untuk kawasan timur.

Richard menargetkan, aerospace park Bintan beroperasi pada akhir 2018. “Di Bintan runway-nya sudah dibangun. Tahun depan, mudah-mudahan sudah diaspal dan diharapkan pengelola bisa menyelesaikan pada 2018,” ujar Richard.

Bos InJourney Airports 'Curhat' Kendala di Industri Aviasi

Ia menyampaikan, aerospace park Bintan telah dilengkapi berbagai fasilitas pendukung industri penerbangan, yang meliputi bengkel perawatan dan perbaikan pesawat, gudang penyimpanan suku cadang pesawat, pusat pelatihan, hingga sekolah kejuruan teknik penerbangan.

"Semua akan terintegrasi untuk dapat meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pesawat yang beroperasi di dalam negeri," tuturnya.

Sedangkan aerospace park Manado, saat ini, masih dalam tahap pengajuan. Manado diharapkan dapat diputuskan untuk menjadi pusat perawatan dan perbaikan pesawat oleh pemerintah.

"Pengembangan kawasan terpadu industri penerbangan di Manado, dilakukan untuk mendukung industri penerbangan di kawasan timur Indonesia, dan menangkap peluang pasar dari utara," ujarnya.

Ia mengungkapkan, Indonesia akan memiliki beberapa keuntungan dengan memiliki pusat perawatan dan perbaikan pesawat di dalam negeri. Pertama, perusahaan penerbangan yang beroperasi di Indonesia akan didukung oleh perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat di dalam negeri.

Kedua, perusahaan penerbangan tidak perlu melakukan perawatan, maupun perbaikan pesawat ke luar negeri, yang harganya sudah pasti lebih mahal, jika dibandingkan melakukan perawatan di dalam negeri.

Selain itu, akan terjadi efisiensi, karena aerospace park memiliki seluruh layanan yang dibutuhkan pesawat yang beroperasi di Indonesia. Seperti, kemudahan suku cadang, logistik, hingga pusat penelitian dan pengembangan.

Selanjutnya, jika aerospace park yang ada tersebut memiliki kapasitas akses untuk menawarkan layanan ke luar negeri, akan mendatangkan devisa bagi negara. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya