Prediksi Dua Menteri Ekonomi Soal Harga Minyak 2017

Gaya Menembak Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA.co.id – Dua menteri Presiden Joko Widodo, senada memproyeksikan bahwa harga minyak mentah dunia pada 2017, tidak akan naik secara signifikan. Meskipun, para negara anggota pengekspor minyak, OPEC sepakat memangkas produksi.

Antisipasi Dampak Konflik Palestina-Israel, Pemerintah Kaji Harga Pertalite Sesuai Jenis Kendaraan

"Jangan terlalu buru-buru. Masih harus dilihat seberapa efektif. Harganya naik, naiknya tidak seperti perkiraan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, saat ditemui di Hotel Fairmount, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.

Senada dengan Darmin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memandang, kondisi perekonomian global yang belum membaik mencerminkan adanya indikasi pelemahan permintaan komoditas global. Artinya, harga minyak dunia pun diperkirakan tidak akan bertahan di level tertinggi.

SKK Migas Pantau Ketat Dampak Konflik Hamas-Israel ke Sektor Hulu Migas Indonesia

"Penguatan harga mentah itu akan terpengaruh, dengan permintaan yang melemah juga. Kalau dilihat dari prospek permintaan, tidak mengalami kenaikan," katanya.

Ani, sapaan akrab Sri, pun menjelaskan faktor-faktor yang berpotensi memberikan pengaruh pada pelemahan permintaan. Salah satu, yaitu adanya ketidakpastian ekonomi negara-negara kawasan Eropa dan Amerika Serikat.

Harga Minyak Dunia Mulai Mendidih Akibat Perang Israel Vs Hamas

Eropa, kata mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, masih dihantui oleh keluarnya Inggris dari kawasan Eropa, referendum Italia, yang baru saja terjadi, sampai dengan gejolak ketidakpastian politik di negara-negara seperti Prancis, Jerman, maupun Belanda. 

Sedangkan dari Amerika Serikat, terpilihnya Donald Trump sebagai Kepala Negara Paman Sam itu juga masih memberikan ketidakpastian. Meski begitu, Ani menegaskan, apapun yang terjadi dengan harga minyak ke depan masih dalam koridor asumsi makro ekonomi nasional.

"Secara total di 2017, saya rasa masih dianggap imbang dari sisi harga minyak sesuai asumsi kita di US$45 per barel," katanya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya