Belajar Tentang Kesuksesan dari Dirut PT PP

Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Romys Binekasri

VIVA.co.id – Mengejar kesuksesan, memang tidak mudah. Butuh kerja keras dan semangat pantang menyerah untuk menggapainya. Direktur Utama PT Pembangunan Perumahan Tbk, Tumiyana, mempunyai filosofi tersendiri tentang kesuksesan dan kegagalan.

Kembangkan Bisnis Petani, Pria Ini Ubah Kopi Jadi Karya Seni

Tumiyana menekankan, dalam mengejar kesuksesan, manusia tidak boleh mengenal putus asa dan menyerah. Kita harus memandang sebuah kegagalan menjadi motor penggerak, bukan sebagai alat pembunuh.

"Kegagalan itu sebuah pelajaran. Tetapi, kalau menganggap kegagalan itu sebuah mesin pembunuh, itu bahaya," ujarnya.

Kisah Srikandi RI yang Sukses Kelola Bisnis Budidaya Udang

"Kegagalan itu harus sebagai mesin pendorong, saya pernah gagal di sini. Nah, caranya itu bagaimana? Kegagalan itu sebuah pelajaran yang harus kita rengkuh untuk mencapai keberhasilan berikutnya," tuturnya.

Tumiyana telah bekerja di PT PP sejak 1985. Pria berusia 51 tahun itu pernah menjabat sebagai direktur keuangan PT PP dan kepala divisi operasional II Jakarta.

Beri Pinjaman Rp50 Miliar, eFishery Bantu Petani Lewati COVID-19

Menurut Tumiyana, perjalanan menuju sukses, ibarat sebuah kurva parabola. Jika kita menyerah di suatu titik tertentu dalam berusaha, sebenarnya kita nyaris menapak pada level keberhasilan.

Dia mengibaratkan, hidup seperti kurva parabola. Ia menegaskan, dalam menjalani hidup tidak boleh putus asa.

Menurutnya, seseorang putus asa itu kalau sampai menjelang titik puncak. Itu berarti orang tersebut sudah belajar dan harus melanjutkan hidup. 

“Bila manusia itu putus asa, artinya ia tidak tahan hidup. tidak boleh mengenal putus asa," tuturnya.

Tumiyana mengatakan, seorang manusia harus menciptakan sebuah nilai, di mana pun orang itu hidup. Aktualisasi diri menjadi sangat penting bukan hanya sekedar untuk bertahan hidup, namun untuk menghidupi kehidupan.

"Di mana pun orang itu ditaruh dia harus bisa hidup. Di tempat gersang pun, dia harus bisa hidup, apalagi di tempat subur harus bisa lebih hidup," ujar pria kelahiran 10 Februari 1965 itu.

Secara garis besar, dapat ditarik kesimpulan bahwa kehidupan merupakan tempat belajar. Kita sebagai manusia harus bisa belajar dari penderitaan sekali pun. Sebab, pengorbanan yang kita rasa adalah penderitaan, sebenarnya akan berubah menjadi nilai yang sangat berharga, saat kita duduk di puncak kesuksesan nantinya.

"Tuhan memberikan kita hidup adanya kitab suci, bukan hanya sebuah pedoman, bukan hanya kitab suci. Kehidupan itu sebenernya pedoman. Contohnya saja kerang, kalau tidak dilukai dia tidak ada nilainya tidak jadi mutiara. Jadi, hidup itu harus terus belajar dan jangan mengenal putus asa," ujar Tumiyana. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya