Pertamina Belum Akan Naikkan Harga BBM

SPBU
Sumber :
  • VIVA.co.id/Muhamad Solihin

VIVA.co.id – Negara-negara pengekspor minyak OPEC, telah memutuskan untuk memangkas produksi minyak mentah sebanyak 1,2 juta barel per hari di luar kondensat. Hal itu, menyebabkan harga minyak dunia, terus merangkak naik melampaui US$55 per barel.

Harga Minyak Jatuh Dipicu Harapan Kemajuan Negosiasi Rusia-Ukraina

Meski demikian, Direktur Utama PT Pertamina, Dwi Soetjipto mengatakan, pemangkasan produksi ini belum tentu langsung menaikkan harga bahan bakar minyak dalam negeri. Ia mengatakan, pihaknya masih menunggu, bagaimana perkembangan harga minyak dunia usai keputusan dalam sidang OPEC ke-171 tersebut.

"(Harga BBM) sedang kita formulasikan. Lihat nanti, bagaimana reaksinya (apakah harga minyak naik tajam), masih belum tahu juga," kata Dwi ditemui di Hotel Fairmont, Jakarta, Selasa 6 Desember 2016.

Harga Minyak Dunia Sempat Tembus Rekor US$130 per Barel

Dwi yakin, harga minyak dunia tidak akan langsung melonjak naik. Harga minyak masih akan mencari keseimbangan baru.

Ia memperkirakan, harga minyak dunia masih berada pada level wajar, alias tidak melambung terlalu tinggi. Keseimbangannya berada pada angka US$50 hingga US$60 per barel.

Harga Minyak WTI Tembus US$116,5 per Barel, Level Tertinggi Sejak 2008

"Enggak mungkin melonjak lebih cepat. Keseimbangannya US$50-60 per barel lah," kata dia.

Seperti diberitakan VIVA.co.id Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional, Andang Bachtiar mengatakan, naiknya harga minyak dunia akan berimbas kepada harga BBM dalam negeri. Kondisi itu, lantaran BBM Indonesia sebagian besar masih impor, sehingga berpeluang besar mengerek harga untuk naik.

Andang menceritakan, pada 2013-2014, harga minyak dunia sempat menyentuh level tertinggi hingga US$100 per barel. Pemerintah pun harus melakukan intervensi, agar harga tak naik terlalu tinggi dengan memberikan subsidi BBM, yang akhirnya justru merugikan negara.

Selanjutnya, pemerintah diharapkan dapat mengontrol harga, jika sewaktu-waktu harga minyak dunia menanjak. Menurut Andang, diperlukan kebijakan khusus untuk mengantisipasi hal tersebut. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya