Tiga Tips Investasi Reksa Dana

Investasi reksa dana
Sumber :
  • Manulife Aset Manajemen Indonesia

VIVA.co.id – Banyak masyarakat yang menganggap bahwa berinvestasi merupakan hal yang tidak penting. Padahal, investasi merupakan wadah mengatur keuangan agar lebih bijaksana dalam mengelola pendapatan.

Lalui Seleksi Ketat, 63 Reksa Dana Sabet Penghargaan Best Mutual Fund Awards 2024

Direktur Bisnis dan Pengembangan PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut Endro Andawanarih berbagi tips mengenai strategi pengalokasian dana untuk berinvestasi.

"Untuk investor yang ingin berinvestasi. Tiga hal ini wajib dipakai. Asset allocation (aset alokasi), rebalancing (keseimbangan), dan time horizon (cakrawala waktu). Kita biasa menyebutnya art of investing (seni berinvestasi)," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu, 7 Desember 2016.

Perprindo Protes Permenperin Baru soal Impor Elektronik Picu Ketidakpastian Hukum, Ini Penjelasannya

Putut menjelaskan, dalam berinvestasi, yang harus dilakukan pertama adalah pemilihan alokasi aset yang tepat. Maksudnya, kita perlu memilih investasi apa yang cocok dengan karakter diri dan pendapatan kita.

Ia menyarankan, jika kita ingin berinvestasi jangan mengalokasikan dana kita pada satu produk investasi. Sebab, risiko yang ditimbulkan sangat besar dibandingkan dengan kombinasi dari beberapa produk investasi.

Simak, Begini Cara Kerja Manajer Investasi Reksa Dana

Menurutnya, investor yang mempunyai pengetahuan yang cukup dan agresif sebaiknya menempatkan 50-70 persen dana investasi mereka di reksa dana saham.

"Saham di 2017 memberikan potensi pertumbuhan yang tinggi," tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, sebesar 20-30 persen dari total aset alokasi investasi, sebaiknya ditempatkan pada reksa dana pendapatan bulanan. Produk ini sebagai penopang risiko dari reksa dana saham yang memberikan keuntungan cukup besar.

"20-30 persen total aset alokasi ditempatkan di Manulife pendapatan bulanan. Produk ini menyerupai deposito dan pengembalian yang maksimal, dan volatilitas yang rendah," ujarnya.

Sementara sisanya, yang sebesar 10-20 persen dana ditempatkan di dana kas. Putut menjelaskan, dana kas digunakan saat kita membutuhkan dana mendesak. Pengalokasian dana ini sebagai cadangan bila ada kebutuhan mendesak, sehingga tidak mengganggu investasi.

"Kebutuhan mendadak bisa diatasi tanpa pengganggu investasi lain," tuturnya.

Setelah kita mengalokasikan dana investasi, kita juga perlu melakukan rebalancing. Kita harus menyesuaikan kembali portofolio saat ini dengan tujuan portofolio awal. Hal tersebut untuk mengevaluasi secara periodik.

Terakhir, yang paling penting jika harus menggunakan time horizon atau memanfaatkan momen tertentu sebagai  peluang berinvestasi.

"Dengan berinvestasi menerapkan beberapa kelas aset dalam komponen investasi, tingkat pengembalian dan risiko bisa dijaga dengan baik. Tiga hal itu kunci utama berinvestasi," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya