Mengekor Wall Street, Bursa Saham Asia Dibuka Naik

Bursa Jepang
Sumber :
  • CNBC

VIVA.co.id – Pasar saham Asia menguat pada perdagangan Rabu, setelah indeks Dow Jones di bursa Wall Street mencapai rekor tertinggi dinihari tadi.

Harga Minyak Jatuh Dipicu Harapan Kemajuan Negosiasi Rusia-Ukraina

Dikutip dari CNBC, Rabu 21 Desember 2016, indeks patokan Nikkei 225 dibuka naik 0,34 persen. Di Korea Selatan, Kospi naik 0,45 persen.

Indeks Australia ASX 200 naik 0,55 persen, dipimpin oleh keuntungan di perusahaan bahan sub-indeks, yang naik 1,06 persen dan sub-indeks energi, yang naik 0,59 persen.

Harga Minyak Dunia Sempat Tembus Rekor US$130 per Barel

Saham Bellamy Australia, ditangguhkan selama seminggu terakhir, karena perusahaan meminta suspensi untuk diperpanjang selama tiga minggu. Bellamy terakhir diperdagangkan di 6,68 dolar Australia (US$4,86) per saham.

"Fakta bahwa situasi ini telah berlangsung begitu lama dan bahwa negosiasi dengan pemasok sedang dilakukan menunjukkan bahwa mungkin ada masalah materi dengan perusahaan," kata Ric Spooner, Kepala Analis pasar di CMC Markets, dalam sebuah catatan pada hari Rabu.

Harga Minyak WTI Tembus US$116,5 per Barel, Level Tertinggi Sejak 2008

Saham-saham blue-chip AS, indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,46 persen menjadi 19.974,62. S & P 500 berakhir 0,36 persen di 2.270,76.

Indeks komposit Nasdaq naik 0,49 persen menjadi 5,483.94 dan telah menyentuh posisi tertinggi sepanjang masa selama sesi Selasa.

Di buku harian data ekonomi, keputusan bank sentral Thailand akan dirilis pada sore nanti waktu setempat dan Malaysia akan mengumumkan indeks harga konsumen (CPI) untuk November pada pukul 12:00 waktu setempat.

Dolar melonjak ke level tertinggi  setelah komentar positif Direktur Bank sentral AS, atau Federal Reserve Ketua Janet Yellen. 

Sementara stok minyak mentah AS turun 4,1 juta barel pekan lalu, dibandingkan dengan analis Reuters mengharapkan hanya penurunan dari 2,5 juta.

Minyak mentah berjangka AS diperdagangkan naik 0,45 persen menjadi US$53,54 per barel pada Rabu waktu Asia, sementara Brent naik hingga 0,76 persen menjadi US$55,49.

(mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya