PLN Kenakan Tarif Listrik Tinggi untuk Operasional MRT

Pembangunan jalur MRT di Jakarta.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – PT Perusahaan Listrik Negara telah meresmikan kerja sama dengan PT Mass Rapid Transit  Jakata soal penyediaan listrik bagi sistem transportasi kereta angkutan massal Jakarta tersebut. Kepala Divisi Operasi PLN Regional Jawa Bagian Barat, Nyoman Astawa, mengungkapkan kebutuhan listrik bagi pengoperasiaan MRT pada tahun 2019 sebanyak 60 megawatt.

Keren, PLN Jadi Perusahaan Listrik Terbaik Asia Tenggara dan Selatan

PLN sendiri mengakui akan mengenakan tarif khusus untuk pengoperasian layanan transportasi ini. Disebut dengan layanan 'premium silver' nantinya harga tarif listrik akan berbeda dengan pelanggan lainnya.

Mulai Desember tahun ini, PLN mengumumkan tarif baru listrik dengan golongan tegangan tinggi Rp1.003,66 kwh.

Rencana PLN Bisa Memperoleh Subsidi Harga Gas Dipertanyakan

"Untuk tarifnya karena ini layanan khusus tarifnya sedikit lebih mahal. Sekitar Rp1.300 per kWh," ujar Nyoman di Kantor MRT Jakarta, Rabu 21 Desember 2016.

Perusahaan pelat merah ini juga tengah mengembangkan pembangkit listrik tenaga diesel. Pembangkit tersebut untuk mengantisipasi adanya pemadaman sewaktu-waktu pada saat operasi MRT berjalan.

Jadi Dirut PLN, Zulkifli Zaini Mundur dari Komisaris Bank Permata

Saat ini sudah ada PLTD Senayan dengan kapasitas enam MW. PLN berencana meningkatkan kapasitasnya  menjadi 60 MW.

"Kami dari sisi PLN akan menyiapkan PLTD Senayan yang awalnya selama ini selalu kita jaga untuk back up Gedung DPR. Nanti kita akan tambah kapasitasnya," ucap Nyomanm

Sementara itu Direktur Operasional dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta, Agung Wicaksono mengatakan, pihaknya sudah menghitung jumlah kepadatan penumpang pada jam-jam sibuk. Menurut Agung, kepadatan penumpang pada pagi hari biasanya terjadi pada pukul 06:00-09:00.

Sementara untuk malam hari, penumpang akan menumpuk pada pukul 16:00 dan kemudian kembali terjadi penumpukan di 19:00. "Jadi sebenarnya bisa dibilang MRT ini akan beroepearsi 19-20 jam," katanya.

PLN pun mengakui, dengan adanya kerja sama ini perusahaan terus beradaptasi, dan tengah mempelajari sejumlah teknologi. Hal ini dikarenakan, kerja sama pengadaan listrik ini bukan hanya pada proyek MRT saja,  namun juga proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung.

"Kami juga melakukan perubahan di sisi-sisi itu. Apa yang harus disiapkan sehingga sistem aman. Kemudian dari sisi pelanggan seperti MRT ini dapat tersuplai dengan keandalan yang tinggi," kata Nyoman.

(ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya