- VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto
VIVA.co.id – Dalam pemeriksaan kelayakan pesawat terbang oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, ditemukan pesawat yang sering mengalami bird strike atau serangan burung saat pesawat mengudara.
Dirjen Perhubungan Udara, Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Suprasetyo menjelaskan, bahwa bird strike ini sering terjadi dan tidak hanya ditemukan di Bandara Soekarno-Hatta. Namun di banyak bandara lainnya.
"Ya (bird strike) bisa terjadi di mana pun," ujar Suprasetyo usai pengecekan sejumlah pesawat maskapai penerbangan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Rabu, 21 Desember 2016.
Dalam pengecekan, Kemenhub menemukan adanya bekas bird strike di pesawat milik Garuda Indonesia Air Bus 330 rute Surabaya-Cengkareng. Bekas bird strike itu ditemukan di mesin pesawat di sebelah kiri. "Setelah ditemukan bird strike ini, pesawat harus langsung masuk hanggar untuk memperbaiki kerusakan," kata Suprasetyo.
Meski harus masuk hanggar untuk memperbaiki kerusakan akibat bird strike, Kemenhub menilai bahwa insiden ini tidak membahayakan keselamatan penerbangan. "Tidak membahayakan. Burung-burung di Indonesia itu kecil, pernah terjadi di Amerika Serikat ada bird strike yang ukurannya sebesar angsa masuk mesin," ungkapnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur Kelaiakudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU), Ditjen Perhubungan Udara, Kemenhub, Muzaffar Ismail menjelaskan, bahwa bird strike ini bukan masalah utama karena relatif bisa diatasi dengan cepat.
"Masuk hanggar cuma ganti cooling saja, tidak perlu sampai ganti mesin pesawat. Dan bird strike ini sudah bagian dari pengujian pesawat, berapa pun ukuran burungnya. Kalau bermasalah karena bird strike, maka pesawat itu tidak lolos uji," kata Muzaffar.
(mus)